www.sumatraline.com,- ACT berikhtiar mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa pangan dan kebutuhan medis bagi korban konflik di New Delhi, India.

Ratusan ton paket pangan dan kebutuhan medis siap diberikan Aksi Cepat Tanggap untuk korban kerusuhan di New Delhi. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin dalam konferensi pers bertajuk "Selamatkan Saudara Muslim di India" di Kantor Aksi Cepat Tanggap di Jakarta, Senin (2/3) kemarin.

“Kami sebagai lembaga kemanusiaan telah mengontak sejumlah lembaga kemanusiaan di India. Kami bisa melakukan bantuan kemanusiaan yang legal. Dalam pekan ini, setidaknya sampai 100 ton logistik pangan akan kami berikan untuk saudara-saudara kami di India,” kata Ahyudin. Ia mengatakan, 5.000 kepala keluarga kehilangan rumah akibat kerusuhan lalu. Sebagian dari mereka pun mengungsi.

Ahyudin menyampaikan, bantuan yang diberikan ACT sesuai dengan peran ACT sebagai lembaga kemanusiaan. Bantuan sering kali dipilih ACT sebagai bantuan utama karena menurutnya pangan menjadi hal utama yang dibutuhkan para korban bencana, baik bencana sosial maupun bencana alam. Selain bantuan pangan, bantuan medis, dan bantuan pemulihan masjid menjadi ikhtiar yang juga dapat dilakukan.

Kerusuhan di India melukai warga dunia sebagai sesama manusia. Sebagai bagian dari warga dunia, ACT mengajak masyarakat menunjukkan keagungan moral, tidak perlu melawan kebencian dengan kebencian, namun menyebarkan kasih sayang.

“Kami prihatin, mengutuk keras dan berusaha menghentikan dengan cara yang ma'ruf, dengan cara yang baik,” kata Ahyudin. Ia pun berharap bangsa lain bisa belajar soal toleransi seperti Indonesia.

Senada dengan itu, Presiden Aksi Cepat Tanggap Ibnu Khajar mengatakan, sebagai anak bangsa, ACT mendorong umat Islam di dunia untuk mendukung muslim di India. Ia pun bersyukur, sejauh ini ulama-ulama telah bersuara, bahkan sejumlah masjid telah menggelar shalat gaib.

“ACT hadir di sana ingin mengatakan bahwa merah putih hadir untuk memberikan keteladan hidup membangun kebersamaan. Kami kirimkan relawan untuk membawa bantuan, pangan, dan medis,” jelas Ibnu. Ia berharap dengan kearifan yang dilakukan bangsa Indonesia, dapat mengurangi intimidasi yang dilakukan terhadap umat Islam.

“Kami pun telah meminta masjid-masjid untuk mengumpulkan bantuan. Kami juga mengajak semua untuk mendoakan. Kami ingin umat Islam Indonesia sampai ke India untuk memberikan keteladan,” tegas Ibnu.

Dewan Pembina ACT Syuhelmaidi Syukur mengatakan, sebagai lembaga kemanusiaan ACT memiliki program Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam (SKDI) yang memfokuskan pada isu-isu kemanusiaan global. “Kita tidak boleh tinggal diam. Kejadian yang ada di India memang harus kita respons sebagai bentuk kepedulian kita. Sejauh ini, banyak pihak yang akan membantu kita dalam memberikan bantuan,” kata Syuhelmaidi.

ACT telah memiliki nama data korban meninggal dunia akibat kerusuhan pekan lalu. Begitu pula dengan pemetaan konflik yang terjadi dan apa yang dibutuhkan masyarakat terdampak konflik saat ini. “Saat ini mereka hanya bergantung pada bantuan yang bisa kita berikan. Mereka tidak punya tempat tinggal dan bergantung pada dukungan pangan. Bantuan yang akan kita berikan pertama kali itu bantuan pokok dan perlengkapan kesehatan,” kata Sucita dari Tim Global Humanity Response - ACT. Bantuan itu, menurut Sucita, amat diperlukan bagi ibu dan anak yang saat mengungsi tidak membawa perlengkapan apapun.(***)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top