Payakumbuh, SUMATRALINE — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Payakumbuh, Sumatera Barat akan memperjuangkan nasib guru honorer dan tenaga honorer yang ada di daerah tersebut.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Payakumbuh Mesrawati di Payakumbuh, Selasa, mengatakan dalam beberapa waktu terakhir memang nasib dari honorer sekolah terus menjadi perhatian dari DPRD.

“Setidaknya gaji dan intensif guru honorer bisa sama dengan gaji dari Tenaga Harian Lepas (THL). Kalau sekarang kan memang terlalu jauh dari standar,” kata dia saat Komisi C DPRD Payakumbuh melakukan dengar pendapat dengan seluruh Kepala Sekolah SMP dan PGRI Payakumbuh, Selasa (26/1).

Dengar pendapat dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Armen Faidal dan juga dihadiri Sekretaris Komisi C Syafrisal daru fraksi PBB, anggota Komisi C, Suparman fraksi PKS, YB.Dt.Parmato Alam fraksi Golkar, Fahlevi Masni fraksi Demokrat, Ismet Arius fraksi Nasdem dan Sekretaris Dewan diwakili Julfiter.

Minimal, sambungnya seluruh guru honorer bisa mendapatkan honor sebesar Rp1,5 juta. Kenyataan saat ini masih ada guru honorer yang mendapatkan honor sebesar Rp200 ribu.

Ia mengatakan hal ini juga telah disampaikan dalam pelaksanaan rapat anggaran bersama dengan pihak Pemkot Payakumbuh.

“Kami tentu akan menindaklanjuti apa yang disampaikan dan menjadi permasalahan dari kepala sekolah ini ke dinas yang bersangkutan dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Anggota Komisi C DPRD Payakumbuh YB Dt. Parmato Alam mengatakan semestinya untuk hal yang mendasar seperti pendidikan ini tidak ada alasan bagi Pemkot Payakumbuh untuk tidak menganggarkan hal ini.

“Kami dari fraksi Golkar secara konsisten untuk hal ini. Karena pendidikan ini hal yang mendasar untuk membangun SDM di Payakumbuh,” katanya.

Apalagi, kata dia saat ini sekolah-sekolah di Kota Payakumbuh juga bertumpu dengan guru honorer karena banyaknya kekurangan guru PNS untuk tingkat SD dan SMP di daerah itu.

“SD itu sekitar 150 orang yang telah pensiun dan di SMP 102 orang. Ini yang saat ini diisi oleh guru honorer. Berarti ini kan tidak masuk akal kalau honorer hanya mendapatkan honor Rp200 ribu,” ujarnya.

Sementara itu Ketua PGRI Kota Payakumbuh Safwan di Payakumbuh, Selasa, mengatakan saat ini memang masih didapatkan gaji guru honorer di Payakumbuh yang jauh dari standar.

“Dunia pendidikan ini harus menjadi perhatian dari pemerintah setempat, ini kenyataan sekarang bahwa gaji guru honor jauh dari standar bahkan tidak cukup untuk hanya pembeli minyak kendaraan,” ujarnya.

Ia mengatakan permasalahan ini tentu juga tergantung kepada keinginan pemerintah untuk mendukung dunia pendidikan.

“Jika memang pemerintah memperhatikan dunia pendidikan, tentu salah satu hal yang harus diperhatikan yaitu tenaga pendidiknya,” katanya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top