Lima Puluh Kota, SUMATRALINE — Dalam rangka mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat, Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo mengikuti Rapat Penanganan Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat secara virtual di Ruang Rapat Bupati, Sarilamak, Selasa, (10/08/2021). 

Rapat yang dipimpin oleh Gubernur ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Ka Badan Keuangan, Ka Dinas Kesehatan, Kalaksa BPBD, Kadis Kominfo, dan Kasat Pol PP, juga dihadiri oleh Forkopimda Prov dan Ka OPD terkait Provinsi Sumbar. 

Hampir genap 1,5 tahun lebih pandemi Covid-19 dilaporkan di Indonesia dan khususnya di Provinsi Sumatera Barat. Berbagai upaya dan intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19, kasus baru Covid-19 di Indonesia dan di Provinsi Sumatera Barat terus bertambah, ini juga diikuti dengan peningkatan kasus kematian setiap bulannya. Belum ada publikasi memberikan gambaran karakteristik epidemiologi dan faktor risiko kematian Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat. 

Dalam paparannya, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand, Defriman Djafri, Ph.D menyampaikan bahwa jumlah orang yang melaksanakan testing covid-19 per minggunya belum merata di Kab/Kota. Terdapat 7 Kab/Kota yang masih terbatas. 

Katanya, terdapat perbedaan pola insiden dan mortalitas Covid-19 di Kab/Kota jika dilihat secara proporsional disesuaikan dengan populasi dan jumlah kasus yang terdeteksi. 

"Laki-laki lebih banyak yang meninggal dibandingkan perempuan, sedangkan kesembuhan sebaliknya. Kasus konfirmasi positif yang ada riwayat komorbid 16.7 kali berisiko kematian dibandingkan yang tidak ada riwayat komorbid.", jelas Defriman. 

Lanjutnya, semakin banyak jumlah gejala dan jumlah komorbid, semakin tinggi risiko kematian Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat. ARDS, Pneumonia, Kanker, PPOK, dan Diabetes merupakan 5 peringkat komorbid yang berisiko tertinggi kematian Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat. 

Defriman merekomendasikan agar peningkatan jumlah testing harus menjadi perhatian kab/kota dalam upaya pengendalian Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat kedepan. Misinterpretasi “zona/level” aman bagi kepala daerah yang jumlah kasus/insidennya rendah dapat disebabkan karena tracing dan testing yang rendah (ini bisa dievaluasi dari nilai CFR).

Perlu terus diupayakan strategi dan penilaian penerapan prokes secara berkala, terutama pada daerah dengan testing rendah dan kematian tinggi. Gambaran severitas keadaaan Covid-19 di Kab/Kota perlu dievaluasi secara komprehensif dengan data insiden dan mortalitas dengan membandingkan data testing serta jumlah kasus yang terdeteksi serta kondisi keterisian rumah sakit secara berkala. 

Daerah dengan CFR lebih tinggi: Peningkatan tracing dan testing agar penderita mendapatkan pengobatan dini sehingga penderita yang ke faskes bukan hanya dengan severitas tinggi, Meningkatkan kapasitas RS daerah dalam memberikan treatment (SDM, Alkes, dan sarana pendukung lainnya), Evaluasi ketersediaan faskes oleh kepala daerah. Bila faskes penuh, penderita tidak mendapatkan yankes yang dibutuhkan segera, terutama penderita dengan faktor risiko (mekanisme prioritas yang dirawat di RS daerah dan alternatif lokasi isolasi terpusat bagi tanpa gejala/gejala ringan). 

ARDS sebagai prediktor utama kematian dapat merupakan warning bagi kepala daerah untuk mengevaluasi ketersediaan oksigen, ventilator dan tenaga kesehatan yang berwenang melakukan tindakan di RS. Audit kematian perlu dilakukan kedepan, agar data awal ini bisa dijadikan dasar (clue) menentukan penyebab apakah secara langsung atau tidak langsung kematian Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat. Keterlambatan penangan, diagnosis, kurangnya sarana dan prasarana serta pendukung. 

Selanjutnya Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharulla memberikan arahan terkait keseriusan penanganan seperti Tracking, Testing, Treatment (3T) juga vaksinasi lebih diintensifkan lagi. 

"Jaminan ketersediaan alat kesehatan seperti ventilator dan oksigen diperhatikan lagi. Jika semuanya yang positif dibawa ke rumah sakit tentu tidak akan tertampung, untuk itu kepada masyarakat tolong untuk divaksin di samping tetap menerapkan protokol kesehatan, jauhkan berita-berita hoax tentang vaksin, kita berserah diri kepada Tuhan dan melakukan vaksinasi sebagai bentuk ikhtiar kita.", tuturnya. 

Berkaitan hal tersebut Bupati Lima Puluh KotaSafaruddin Dt. Bandaro Rajo melaporkan kondisi penanganan covid19, juga melaporkan pelaksanaan aktivasi posko PPKM d tingkat nagari yang sudah mulai aktif. Di akhir Bupati Safarudin menyampaikan permintaan kebutuhan oksigen untuk kebutuhan RSUD yang semakin menipis dan tambahan vaksin karena meningkatnya antusiasme masyarakat untuk divaksin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top