SUMBAR
-Pertama saya mendapatkan informasi tentang beliau yaitu dari salah satu sahabat saya yang tinggal di surau dekat UNP. Beliau merupakan sosok yang sangat luar biasa menurut saya, jauh sebelum berkenalan sama beliau. kami sudah berbincang - bincang dengan teman saya setelah menunaikan ibadah subuh berjamaah. Uniknya, beliau selalu  saya temukan barengan sholat subuh bersama di surau dekat tempat tinggal saya. Saya mulai memperhatikan beliau mulai dari style, activity after prayer, dan bahkan yang membuat saya kagum. Beliau selalu meluangkan waktunya untuk Membaca Al Quran sebelum meninggalkan Surau.


Nah, dari sana muncul rasa keingintahuan saya secara dalam, siapa sosok yang satu ini. Karena banyak jemaah yang saya temukan tapi beliau salah satu yang berbeda menurut saya. Hampir setiap berpapasan saya menyapa beliau dengan sebutan''paaak", dan beliau hanya tersenyum, hal ini lagi-lagi membuat saya kagum sama beliau, kenapa? karna beliau pagi-pagi sudah bersedekah senyum kepada saya. 


Suatu pagi, ba'da Subuh seperti biasa di surau depan tempat tinggal saya, saya mulai memberanikan diri untuk berkenalan sama beliau, mulai dari menyebutkan nama dan tempat tinggal saya, nahh spontan saja beliau langsung mengajak saya untuk sarapan pagi, tapi saat itu saya menolak karna saya ada kegiatan paginya. minimal saya sudah mengenal siapa nama beliau. Tapi bagi saya apa arti sebuah nama jika tidak ditelusuri betul siapa di balik nama ini. setelah beberapa hari, saya mulai membalas ajakan beliau untuk sarapan pagi "lah pak, sarapan wak lai". tanpa berfikir panjang beliau langsung merangkul saya dan menyetujui ajakan saya. Kami mulai menikmati perjalanan menuju ke tempat "manyompa poruk" bahasa kampung saya dengan berjalan kaki, padahal lumayan jauh menurut saya, dari Basko ka Lapai. tapi hal yang berbeda dari beliau dan rutin, beliau selalu jalan kaki tiap pagi. beliau mengatakan sejatinya kita melangkah 6000 langkah dalam sehari dan itu baik untuk kesehatan tulang.


Selama di perjalanan kami asikk mengobrol dan saling tanya perihal kegiatan yang saya lakukan. Tanpa saya sadari ternyata beliau merupakan seorang tokoh hebat yang juga sahabat dari insprirator saya Nenek Zeynita Gibbons (Jurnalis Inggris) dan Pak Sukwan Hanafi (Jurnalis Senior) dan dua orang ini sangat memotivasi saya untuk bisa berkarya buat nagari. 


Sesampainya di tempat sarapan, beliau sudah dihidangi oleh sang penjual tanpa beliau minta, dalam hati saya"iko alah langganan apak ko mah". Seiring obrolan kami, ada juga tamu yang datang yang sama-sama sarapan menyapa beliau dan bahkan itu tidak satu atau dua orang bahkan banyak yang mengenal beliau. Dari situlah menambah penasaran saya, siapa Sosok Ridwan Tulus ini. Beliau juga mengatakan salah satu kelemahan dan kekurangan pemuda pemudi Minangkabau itu sendiri di banding negara-negara lain adalah Kurang Percaya diri dan itu saya rasakan sendiri.


Mendengar hal itu saya bertekad untuk bisa belajar menjadi pribadi yang tak canggung dengan apapun.


Banyak penghargaan dan pencapaian yang luar biasa dari sosok ini, mulai dari pembicara dalam acara Pariwisata Asia Afrika, pembicara dikampus-kampus di beberapa negara bahkan beliau merupakan satu satunya yang membuat program yang berbeda dalam dunia Pariwisata.


Bahkan dari yang saya telusuri di google beliau pernah diberi kehormatan oleh Japan Walking Association untuk membuka event jalan kaki terbesar didunia yang diadakan di Tokyo pada tahun 2002. Dan November tahun ini beliau juga dinobatkan oleh Enterprise Risk Management Singapore sebagai 4 tokoh yang sangat berpengaruh di Asia Tenggara dalam Risk Management karena ide beliau tentang Social Tourism (Sotopreunership) dianggap hal baru untuk dunia. Dan dengan Green Tourism Institute yang digagasnya telah berhasil menyulap lahan yang rusak menjadi destinasi wisata.


Bicara tentang penghargaan dan kesukselan beliau tadi, saya mengambil pelajaran dari hidup beliau, yaitu apapun yang kita peroleh hari ini tidak luput dari apa yang kita usahakan dulu. ibarat pepatah minang "basakik-sakik dahulu, basanang-sanang kamudian". 


Beliau juga memiliki falsafah hidup dan mungkin bisa ditiru oleh kalangan pemuda, yaitu "Alam Takambang Jadi Kantua", dimanapun kita berada buat itu sebagai sarana untuk baraja dan memberi manfaat kepada orang banyak. 


Dan juga beliau memotivasi saya dengan 3 Au, biasanya 3 How tapi ini "Au". Apa itu? Surau, Lapau, dan Rantau. 

sebagai anak muda 3 point inilah yang mesti di kuatkan. 


Satu lagi yang sangat berkesan dan menjadikan beliau sebagai sang inspirator saya adalah ketika beliau mengaplikasikan Motto hidup saya, yaitu Ibarat Kran Air.


Terima kasih banyak Pak Ridwan Tulus, seumur saya belum pernah bertemu dengan orang yang benar-benar tulus, Kecuali Beliau Pak Ridwan Tulus ini.


Padang 22 November 2021

Indra Julika

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top