Limapuluh Kota, SUMATRALINE — Gebrakan Kabupaten Limapuluh Kota untuk swasembada jagung dengan perluasan areal tanam jagung seluas 20.000 hektar terus diintensifkan. Teranyar giliran lahan perkebunan kepala sawit dilirik untuk penerapan pola integrasi jagung-sawit untuk memacu produksi jagung di  Limapuluh Kota.  Langkah itu digulirkan melalui aktivitas  tanam perdana jagung di lahan bukaan baru kelapa sawit oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan Bupati Safaruddin di Banja Ronah, Kecamatan Pangkalan, Senin (11/07/2022).

“Kita menghargai langkah-langkah yang dilakukan Pak Bupati, untuk terus merealisasikan  penanaman jagung 20.000 hektar, termasuk pemanfaatan lahan dimana kelapa sawit baru ditanam untuk budidaya jagung,” kata Gubernur Mahyeldi. Tanam perdana ini menggenapi kunjungan kerja Gubernur Sumbar selama dua hari, terhitung sejak Minggu kemarin di Kabupaten Limapuluh Kota. 

Tampak hadir di kesempatan itu, Wakil Ketua DPRD Syamsul Mikar, Ketua TP PKK Nevi Safaruddin, Sekretaris DPTPH Provinsi Sumbar Ferdinal, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Witra Porsepwandi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Devi Kusmira, Tokoh Usahawan Kapur IX Santo, Camat Pangkalan,  Wali Nagari Pangkalan Koto Baru, dan Wali Nagari Gunung Malintang. Ditambahkan Gubenur Mahyeldi, program peningkatan produksi jagung di Limapuluh Kota sudah tepat. Disamping untuk pasokan lokal, juga akan berkontribusi untuk kebutuhan Sumbar. “Kebutuhan Sumbar, untuk November kita butuh 16.000 ton jagung, memasok industri pakan ternak,” ucap Gubernur. Bupati Safaruddin saat penanaman perdana mengatakan integrasi jagung dengan sawit akan terus dikembangkan sesuai potensi lahan tersedia. “Ini akan terus kita pacu perkembangannya, untuk tahap awal ini kita dorong penumbuhan seluas 30 hektar dari potensi lahan sawo 60 hektar ” ujar Bupati Safaruddin. 

Di sisi lain, Kepala Distanhortbun Witra Porsepwandi mengatakan kesediaan pemilik lahan sawit untuk integrasi dengan jagung tak lepas dari pendekatan oleh Bupati Safaruddin. Untuk tahap awal, integrasi jagung sawit seluas  30 hektar akan diberi peluang kepada kelompok tani di Banja Ronah. “Selebihnya, kita akan dorong pemilik lahan untuk tanam jagung juga, jadi antara kelompok tani dan pengusaha sawit akan saling bersinergi,” ujar Witra. Pola ini kata Witra akan terus dikembangkan kepada sejumlah areal potensi lainnya di Kecamatan Pamgkalan Koto Baru dan Kapur IX. Untuk pemenuhan benih dan sarana produksi, khusus untuk kelompok tani akan dibidik skema program integrasi jagung dengan komoditi perkebunan di Provinsi dan Kementerian Pertanian. “Usaha kita dengan pola integrasi jagung-sawit, bakal kita laporkan kepada Kementrian Pertanian apakah melalui Provinsi atau langsung, sehingga inovasi pemanfaatan areal tanam ini mendapat bantuan pengembangan,” jelas Witra.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top