Sarilamak, SUMATRALINE — Nagari Sarilamak yang berada di kecamatan Harau, kabupaten Limapuluh Kota merupakan sebuah nagari yang memiliki beberapa potensi wisata alam dan budaya yang sebenarnya sampai saat ini belum tergali secara maksimal. Merujuk atas hal tersebut, masyarakat nagari Sarilamak helat Festival Budaya Sarilamak. Festival yang mengusung tema “Lenggang Saribu Talam” itu berlangsung juga untuk melestarikan dan menghidupkan kembali budaya asli masyarakat serta juga mempromosikan keindahan serta potensi wisata.

Dengan ditetapkannya Sarilamak sebagai Ibu Kota Kabupaten Lima Puluh Kota, maka tentu saja budaya-budaya baru dan gaya hidup baru yang akan masuk tidak bisa dihindari. 

“Untuk itu, sudah seharusnya kita memagari anak kemanakan kita dengan pengetahuan tentang budaya asli Nagari Sarilamak supaya indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan,” ungkap Mahendra Dt. Sinaro Sati kepada media, Senin (24/10).

Selain mempromosikan potensi wisata, festival yang bertajuk mengeratkan kembali hubungan silaturahim itu dirangkai dengan acara lenggang saribu talam, malewakan limbago gantang ompek puluah, arak iriang adat, talam pamanggak, mangacau galamai, lenggak-lenggok rang mudo jo puti bungsu dan dendang sarilamak maimbau tersebut diikuti sangat antusias oleh masyarakat Sarilamak.

Selaku ketua panitia, Mahendra Dt. Sinaro Sati mengajak seluruh masyarakat Sarilamak dan secara luas Limapuluh Kota untuk mensukseskan festival budaya Lenggang Saribu Talam agar budaya daerah dapat selalu terjaga sepanjang masa.


Berlangsung pada dua lokasi berbeda, Festival Budaya Lenggang Saribu Talam akan diikuti oleh Niniak Mamak Jorong Sarilamak dan Balai Nan Ampek, Bundo Kanduang Kaum Jorong Sarilamak dan Balai Nan Ampek, Rang Mudo dan Puti Bungsu se Jorong Sarilamak.

“diawali dengan mandu’a kapalo bonda, festival ini merupakan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Alloh atas nikmat dan karunianya. Dan kegiatan ini bukan hal baru bagi masyarakat Nagari Sarilamak, karena kita telah menggelar kegiatan serupa hampir dua tahun sekali,” ungkapnya semangat.

Tidak hanya untuk dilihat dan dinikmati saja, dalam Festival Budaya Daerah nagari Sarilamak juga turut dilaksanakan lomba mengisi talam pamanggak, lomba mangacau galamai dan lenggak lenggok rang mudo jo puti bungsu. Kita minta ketua TP-PKK ibu Nevi Safaruddin untuk jadi jurinya,” terang Dt. Sinaro Sati.

Sementara itu, Bupati Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dalam sambutannya mengatakan jika dirinya sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh masyarakat Nagari Sarilamak, dengan mengusung acara budaya daerah.

“Kegiatan ini perlu ditiru dan dicontoh oleh nagari lain, dalam mengangkat dan mengenalkan budaya daerah kita kepada masyarakat luas. Kegiatan ini juga sekaligus mengenalkan budaya kita kepada generasi muda yang nantiknya akan mereka pertahankan dan digalakkan,” katanya.


Lebih lanjut, orang nomor satu di Limapuluh Kota itu berharap festival budaya daerah yang dihelat oleh nagari Sarilamak itu mampu menjadi pemicu dalam usaha yang lebih kompreshensif dan masif untuk melestarikan budaya daerah. Ia menilai jika bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan dalam mempertahankan eksistensi kebudayaan lokalnya, termasuk budaya daerah.

“Arus globalisasi yang kuat, turut mendorong masuknya berbagai kebudayaan asing ke negara kita. Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi para generasi muda Indonesia dalam melestarikan bahasa daerah,” ujar Safaruddin.

Diakhir penyampaiannya, Safaruddin katakan jika festival ini merupakan bagian dari mewujudkan visi daerah, yakni Lima Puluh Kota yang madani dan berbudaya dalam kerangka adat basandi sarak basandi kitabulllah.

Senada dengan Bupati Safaruddin, Ketua DPRD Lima Puluh Kota Deni Asra katakan jika Festival Budaya Daerah ini sangatlah kaya dengan nilai-nilai moral.

Dengan dilaksanakan festival budaya daerah tersebut, Deni berharap dapat memperkenalkan sejumlah potensi seni budaya di Limapuluh Kota kepada para generasi muda dan juga diharapkan dapat menarik minat wisatawan lokal dan asing untuk berkunjung ke Kabupaten Limapuluh Kota.



Lebih lanjut, Deni mengungkapkan jika kegiatan ini merupakan acara yang sangat dinanti oleh masyarakat Nagari Sarilamak sejak lama.

“Gotong royong dan mando’a Kapalo Banda ini sudah ada lebih kurang 20 tahun tidak digelar oleh masyarakat Nagari Sarilamak. Terkait hal itu maka tugas kitalah dipemerintahan untuk mewujudkannya beserta masyarakat dan perantau,” katanya.

Deni Asra berharap agar kegiatan ini setiap tahunnya terus dapat berlansung. Disamping mewujudkan hal itu tugas keduanya mengangkat Nagari Sarilamak sebagai Ibukota Kabupaten kedunia luar. Melalui agenda ini selain mempertahankan budaya daerah juga bisa hendaknya menggaungkan Nagari Sarilamak kemasyarakat luas. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top