Padang - Di kaki Bukit Karan yang dahulu suram, tempat bayang-bayang kelam pernah bersemayam, kini tumbuh secercah harapan yang perlahan menyala. Kampung Rawang, di jantung Padang Selatan, telah menulis lembaran baru dalam kisahnya kisah tentang kebangkitan, tentang luka yang disembuhkan oleh tekad.

Kabid Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Susmelawati Rosya dan sang Kapolresta Padang Kombes Pol Apri Wibowo, menyambangi kampung ini. Bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi sebagai saksi dari perjalanan panjang sebuah komunitas yang memilih bangkit dari gelap menuju terang. Turut hadir pula para tokoh kepolisian dan masyarakat Wadirresnarkoba Polda Sumbar AKBP Abdus Syukur Felani, Kasat Resnarkoba Polresta Padang AKP Martadius, serta para pemangku wilayah yang turut mengayomi dan mendampingi langkah perubahan.

Dulu, kawasan ini dikenal sebagai simpul gelap peredaran dan penyalahgunaan narkotika , daerah yang kerap dijauhi, dibisikkan dengan nada cemas. Tapi hari ini, denting harapan terdengar dari suara ternak yang dipelihara, dari canting yang menari di atas kain batik, dari racikan rempah-rempah yang menguar aroma kesejahteraan. Wedang jahe, kunyit, dan rempah tradisi lainnya kini menjadi simbol kehidupan yang lebih sehat dan bermakna.

Dalam balutan ketulusan, Kapolresta Padang menyampaikan pandangan yang meresap ke sanubari, bahwa memerangi narkoba tak cukup hanya dengan tangan besi, tetapi harus pula dengan sentuhan hati. Pembinaan, edukasi, dan pemberdayaan itulah senjata sejati.

“Inilah bentuk nyata dari pencegahan. Tak selamanya kita harus mengandalkan langkah keras. Kita harus hadir untuk mereka yang pernah terjatuh, agar mereka punya ruang untuk bangkit dan bermakna kembali,” ucap beliau penuh tekad.

Program ini adalah gema dari cita-cita besar: Sumatera Barat yang bersih dari jerat narkotika. Sebuah perjuangan yang dimulai dari langkah kecil, dari kampung-kampung sederhana seperti Bukit Karan. Sebab perubahan sejati tak lahir dari kemewahan, melainkan dari keberanian untuk bermimpi, dari keberanian untuk pulih.

Dan di sinilah, di kaki bukit yang kini berseri itu, harapan tumbuh seperti mentari yang lambat laun menembus kabut, hangat, sabar, dan tak pernah menyerah.(SRP)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top