
Solok Selatan - Dalam senyap pagi yang bergulir di penghujung Juli, semangat para penjaga bumi tak jua padam. Seperti desir angin yang tak kasat mata namun terasa, tim gabungan Satgas Anti Tambang Ilegal dari Polres Solok Selatan bersama Direktorat Kriminal Khusus Polda Sumatera Barat kembali menyusuri jejak-jejak tambang emas tanpa izin yang meresahkan tanah Sungai Batanghari, Sabtu (27/07/2025).
Langkah ini adalah bisikan respons terhadap suara masyarakat yang lirih namun lantang, yang mengadu tentang kegiatan penambangan liar di Jorong Pulau Panjang, Nagari Lubuk Ulang Aling Induk. Seperti air yang mencari celah, upaya penertiban pun mengalir kembali, penuh tekad namun berbalut kesabaran.
Kapolres Solok Selatan, AKBP M. Faisal Perdana, S.I.K., menuturkan bahwa kegiatan ini adalah kelanjutan dari upaya penertiban sebelumnya, namun kini lebih kuat dengan hadirnya langkah tegap dari Ditreskrimsus Polda Sumbar.
“Walau tak tampak tangan-tangan pelaku tengah bekerja, namun kehadiran kami yang terus menerus ibarat cahaya yang menyibak kegelapan. Biarlah kehadiran ini menjadi penyejuk bagi alam, dan peringatan bagi mereka yang berniat kembali,” ujar Kapolres, tenang namun pasti.
Tak ada konfrontasi, tak ada gejolak. Namun pondok-pondok yang pernah menjadi saksi bisu keserakahan dibongkar, dan box kayu (asbuk) yang dulu menjadi alat penjarah emas kini musnah bersama harapan buruk yang menyertainya. Garis polisi dan spanduk larangan berdiri sebagai penanda: bumi ini dijaga, dan hukum berdiri tak tergoyahkan.
Sementara itu, di tempat yang lain, yakni Jorong Sungai Penuh, Nagari Luas, Kecamatan Sangir Batanghari, Kapolsek Sungai Batanghari, Iptu Hengki Ferdian, memimpin timnya dalam langkah serupa. Lokasi ini sejatinya telah dipagari hukum oleh Dinas Kehutanan, namun nyatanya suara mesin robin masih menggema, menandakan aktivitas yang terus berdetak.
Dalam gelap malam yang menyelubungi, para pelaku memilih jalan menghindar. Mereka lenyap di balik semak dan bayang. Tim pun menarik diri, bukan karena gentar, tapi demi keselamatan yang tak ternilai.
Namun tak satu pun dari penjaga hukum itu terluka. Mereka kembali, utuh dan teguh. Kapolres menegaskan, bumi Solok Selatan tak akan dibiarkan menjadi ladang keserakahan. Ia mengajak seluruh anak negeri, dari ujung kampung hingga kaki bukit, untuk bersama mengawasi dan menjaga alam warisan ini.
“Kami tak akan memberi tempat bagi tambang ilegal. Ini bukan hanya tugas, ini adalah sumpah kami—untuk bumi, untuk anak cucu, dan untuk damainya hari esok,” ucap beliau, penuh makna.
0 komentar:
Posting Komentar