Padang – Angin perubahan bertiup di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat. Dalam sebuah seremoni yang sarat haru dan penghormatan, tongkat estafet kepemimpinan resmi berpindah tangan. Thabrani, sosok yang telah menapaki jalan-jalan pembangunan selama dua tahun enam bulan, mengakhiri masa tugasnya di Ranah Minang dengan kepala tegak dan jejak yang dalam.

Di bawah kepemimpinannya, proyek-proyek strategis yang selama ini hanya menjadi harapan perlahan menjelma nyata—Fly Over Sitinjau Lauik, perbaikan ruas Air Dingin, pembangunan jalur vital Lubuk Selasih–Padang Aro–batas Jambi, hingga pembukaan akses Trans Mentawai.

Namun, momentum kali ini lebih dari sekadar pergantian jabatan. Ia menorehkan catatan emas dalam sejarah BPJN Sumbar. Untuk pertama kalinya, sejak lembaga ini masih bernama BBPJN II, kursi Kepala Balai diduduki oleh seorang anak jati Minangkabau—Elsa Putra Friandi.

Elsa bukan nama asing di dunia infrastruktur. Sebelum kembali ke kampung halaman, ia memimpin BPJN Gorontalo, membidik tantangan dari bentang rel kereta hingga jalan berbukit yang rawan longsor. Pengalaman panjangnya—termasuk saat menjadi Kasatker PJN 2 di Sumbar—membentuknya menjadi pemimpin yang matang dan mengenal tanah yang kini ia pimpin, bukan hanya dari peta, tetapi dari rasa.

Selama lebih dari satu dekade, posisi Kepala BPJN Sumbar selalu diisi oleh tokoh dari luar. Dari Maruasas Panjaitan hingga Thabrani, belum pernah kursi itu menyambut nama yang tumbuh dari akar budaya Minang. Maka kedatangan Elsa tak hanya membawa kepemimpinan baru, tapi juga harapan—bahwa putra daerah bisa kembali memeluk tanah kelahiran lewat karya.

Dalam pidato perpisahannya, Thabrani menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran yang telah berjalan bersamanya dalam membangun akses dan konektivitas. Ia menegaskan, proyek Fly Over Sitinjau Lauik akan terus menjadi prioritas utama, bersama dengan pencarian trase baru untuk kawasan Air Dingin yang dinilai sudah tidak layak ditambal sulam.

“Jalan By Pass Padang juga tengah kami usulkan untuk direhabilitasi. Insya Allah, semua akan berlanjut dengan tangan yang tepat,” ujar Thabrani, sembari menyebut Elsa sebagai pemimpin yang telah teruji di medan yang sama.

Elsa, dalam sambutan perdananya, dengan rendah hati menyampaikan rasa hormat kepada Thabrani—sosok yang ia sebut sebagai teladan.

“Langkah Pak Thabrani, sejak di Sulawesi hingga di Gorontalo, selalu saya ikuti. Kini saya pulang, membawa bekal dari jauh, untuk membangun kampung halaman. Saya mohon bimbingan dan dukungan, agar perjalanan ini menjadi sambung-menyambungnya perjuangan,” ucap Elsa, menutup sambutan dengan harap dan keyakinan.(SRP)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top