Padang,-  Di bawah langit yang cerah seolah turut memberkahi niat baik, bumi Koto Tangah pagi itu tak hanya menyambut mentari, tapi juga semangat baru yang tumbuh dari kesadaran akan pentingnya pangan dan persatuan. Di hamparan tanah yang subur, para petani, aparat kepolisian, dan pemimpin daerah berdiri sejajar, mereka tak membawa senjata, melainkan cangkul, bibit, dan harapan.

Kapolresta Padang, Kombes Pol Apri Wibowo, S.I.K., M.H., turut hadir dalam kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal III, sebuah gerakan nasional yang digelar serempak di berbagai penjuru negeri. Di Kecamatan Koto Tangah, tanah disibak dengan doa, jagung ditanam dengan tekad, dan tangan-tangan yang berbeda seragam bersatu dalam kerja nyata.

Tak hanya Kombes Apri, hadir pula sosok pemimpin tertinggi kepolisian Sumatera Barat, Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, M.Si., CSFA., bersama para pejabat utama Polda Sumbar. Dengan kaki yang menapak di tanah petani, mereka menanggalkan jarak pangkat dan jabatan, menjadi bagian dari rakyat yang mencintai tanahnya.

Ini bukan sekadar tanam-menanam. Ini adalah ikhtiar, sebentuk tekad kolektif untuk menjaga ketahanan negeri lewat ladang-ladang sendiri. Gerakan ini menjadi bagian dari cita-cita luhur Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan, agar bangsa ini tak perlu menengadah ke langit asing untuk sekadar mengisi perut rakyatnya.

Dalam kata-kata yang sederhana namun penuh makna, Kapolda menyampaikan apresiasi mendalam terhadap sinergi yang terbangun antara aparat dan masyarakat. Harapannya, panen jagung dari kuartal ketiga ini akan melampaui hasil sebelumnya bukan hanya dalam angka, tetapi dalam rasa percaya diri bahwa negeri ini mampu berdiri di atas hasil kerja tangannya sendiri.

Kapolresta Padang menambahkan, kegiatan ini dikelola langsung oleh jajaran Polsek Koto Tangah bersama masyarakat sekitar. Sebuah kolaborasi yang bukan saja menghasilkan pangan, tetapi juga mempererat simpul-simpul kebersamaan antara Polri dan rakyat di ladang, bukan di ruang rapat.

Di ujung acara, ketika benih-benih telah terbenam dan keringat membasahi tanah, yang tumbuh bukan hanya jagung. Tapi juga harapan. Di ladang-ladang sederhana itu, masa depan sedang disemai: masa depan yang bertumpu pada kerja sama, kesadaran, dan cinta pada tanah air.

(*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top