
Mentawai , Sumatera Barat — Di ujung barat Tanah Minang, kala ombak memeluk pasir Pantai Mapadegat dan langit mengalungkan cahaya emas pada laut, sejarah baru ditulis. Sajian Lobster 2025, sebuah pesta rasa dan budaya, bukan sekadar digelar—ia meledak dalam gemuruh kemegahan, mengguncang batas kuliner nusantara.
Dalam atmosfer yang nyaris magis, Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, M.Si.—Kapolda Sumatera Barat yang kini namanya dilafalkan dengan kekaguman—turun langsung ke jantung acara. Bersama Kapolres Kepulauan Mentawai AKBP Rory Ratno dan Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Susmelawati Rosya, ia tak sekadar menghadiri. Ia menjadi garda pertama, penjaga ketertiban, dan simbol dedikasi.
Mentawai Bergelora: Laut, Lidah, dan Luka Rindu Terbayar
Dengan tema “Rancak Bana Mentawai: Seribu Rasa, Seribu Cerita”, ribuan jiwa tumpah ruah di pesisir. Mereka datang dari darat dan laut, menjemput sajian agung: 300 kilogram lobster segar, dipersembahkan langsung oleh tangan emas Chef Bobon Santoso. Dalam kobaran tungku raksasa, aroma laut berubah menjadi nyanyian yang menari di udara.
“Ini bukan sekadar makanan. Ini warisan laut yang luhur,” ucap Bobon, matanya bersinar seperti bara, kala ia menyiram bumbu sederhana yang mengunci rasa asli samudera.
Rekor Terpecahkan: Ketertiban di Tengah Lautan Manusia
Tapi di balik kemeriahan, ada barisan yang tak pernah surut: aparat keamanan yang berjaga dengan kehormatan. Dari patroli laut hingga pengaturan lalu lintas, semua bergerak dalam harmoni. Dipimpin langsung oleh Kapolres Rory Ratno, pengamanan ini tak hanya maksimal, tapi monumental.
Kapolda Sumbar, yang menyusuri setiap sudut acara dengan mata tajam dan langkah mantap, memuji kinerja pasukannya. “Wisata bukan hanya soal pemandangan. Ia tentang rasa aman yang membuat pelancong ingin kembali, dan kembali lagi,” ujarnya. Kata-katanya mengendap, menancap dalam.
Sinergi Lintas Dimensi: Pemerintah, Rakyat, dan Alam Berpadu
Wakil Gubernur Vasco Ruseimy, Bupati Mentawai, dan para pemangku kepentingan hadir, bukan hanya sebagai tamu, tapi sebagai pemahat arah masa depan. Mereka bersatu, melahirkan semangat baru: bahwa lobster bukan hanya santapan, tapi simbol ekonomi, budaya, dan harga diri masyarakat pesisir.
UMKM menggeliat. Hotel penuh. Jalan-jalan dipenuhi tawa. Data pariwisata melonjak hingga tiga kali lipat. Mentawai bukan lagi surga tersembunyi—ia kini panggung dunia.
Puncak Pesan: Mentawai untuk Dunia, Bersih dan Bersinar
Di ujung acara, di tengah riuh rendah syukur dan decak kagum, Kapolda Gatot mengucapkan pesan yang menggema seperti petuah leluhur: “Mentawai ini anugerah. Jagalah laut, jaga senyum, dan jaga ketertiban. Maka dunia akan datang.”
Kapolres Rory pun menutup dengan harapan penuh bara: “Ini bukan akhir. Ini awal dari peristiwa yang akan lebih megah di tahun-tahun mendatang. Mentawai, bersiaplah jadi legenda.”
Dengan rekor terpecahkan dan keamanan tak tertandingi, Sajian Lobster 2025 bukan sekadar festival. Ia adalah puisi hidup dari laut, rakyat, dan para penjaga negeri. Dan di tengah semuanya, Kapolda Sumbar—berdiri tak hanya sebagai pemimpin, tapi sebagai sosok luar biasa yang mematri prestasi di peta sejarah Mentawai.(SRP)
0 komentar:
Posting Komentar