
Padang – Limbah kulit jeruk manis yang kerap dianggap tak berguna kini memiliki nilai baru berkat tangan kreatif dosen dan mahasiswa Universitas Syedza Saintika Padang. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), tim ini berhasil mengembangkan sabun mandi cair berbahan dasar kulit jeruk, yang tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga potensial sebagai sumber penghasilan alternatif bagi warga.
Kegiatan PKM yang berlangsung di Kelurahan Limau Manis, Kota Padang ini mengangkat tema “Pengolahan Sampah Organik Kulit Jeruk Manis Menjadi Sabun Mandi Cair: Solusi Ramah Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga.” Inisiatif ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat, terutama kalangan ibu rumah tangga yang menjadi sasaran utama program pelatihan.
Kegiatan Pengbmas terlaksana dibiayai oleh direktorat penelitian dan pengabdian masyarakat, direktorat jenderal riset dan pengembangan, kementerian pendidikan tinggi, sains,dan teknologi republik indonesia, tahun 2025.
Dalam sesi pelatihan, tim PKM memberikan pendampingan langsung kepada peserta untuk mengolah limbah kulit jeruk menjadi produk sabun cair bernilai tambah. Tak hanya praktik pembuatan, peserta juga dibekali pengetahuan mengenai kandungan antiseptik alami dari kulit jeruk serta manfaatnya dalam menjaga kebersihan area kewanitaan, terutama dalam mencegah infeksi akibat Candida albicans.
Tak berhenti pada aspek produksi, tim juga menggandeng salah satu ASN dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui sesi daring untuk memberikan edukasi seputar Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi produk sabun cair, termasuk prosedur pengurusan izin edar. Edukasi ini menjadi langkah awal yang penting bagi masyarakat dalam mengembangkan usaha kecil berbasis produk organik yang legal dan berdaya saing.
Ketua tim PKM, Inelvi Yulia, M.Si, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengurangi limbah organik, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru.
“Kami ingin mendorong masyarakat agar lebih kreatif dalam mengelola sampah di sekitar mereka. Kulit jeruk yang selama ini dianggap sampah, ternyata bisa menjadi produk yang bermanfaat sekaligus punya nilai jual,” ujarnya.
Selain pelatihan teknis, peserta juga dikenalkan dengan strategi pemasaran sederhana agar produk dapat diterima pasar lokal. Mulai dari pengemasan menarik hingga pendekatan promosi berbasis media sosial.
Inisiatif ini menjadi contoh nyata kontribusi perguruan tinggi dalam menjawab tantangan lingkungan dan ekonomi secara simultan. Ke depan, tim Universitas Syedza Saintika berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat hingga inovasi ini berkembang menjadi unit usaha mikro yang mandiri dan berkelanjutan.(*)
0 komentar:
Posting Komentar