‎Padang  – Upaya strategis untuk mempercepat eliminasi tuberkulosis (TBC) di Indonesia kembali digalakkan melalui program inovatif Bersih TB (Bersama Santri Edukasi dan Skrining TB), yang menyasar 34 santri SMA IT Dar-El Iman, Kota Padang. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi nyata dalam mendukung target Indonesia bebas TBC tahun 2030, sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs).
‎Program ini merupakan pengabdian masyarakat yang didanai oleh hibah BIMA 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), dan dilaksanakan oleh tim multidisiplin Universitas Syedza Saintika. Tim ini dipimpin oleh Annisa Novita Sary, M.Kes, bersama anggota tim Oktariyani Dasril, M.Kes, dan Ns. Sandra Hardini, M.Kep—yang merupakan kolaborasi antara Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan.
‎Mengapa Santri Menjadi Sasaran Utama?
‎Pemilihan santri sebagai kelompok sasaran didasari oleh kajian ilmiah yang menunjukkan bahwa lingkungan asrama berpotensi tinggi dalam penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab utama TBC. Kepadatan kamar, minimnya ventilasi dan sinar matahari, serta kondisi lembap menjadi faktor yang memicu risiko penularan.
‎“Kamar yang dihuni oleh 1 hingga 10 santri dengan ventilasi terbatas menciptakan kondisi ideal bagi penularan TBC. Ditambah daya tahan tubuh yang belum optimal serta kondisi higienitas yang kurang, risiko penularan menjadi sangat tinggi,” jelas Annisa Novita Sary.
‎Pihak sekolah pun menyambut positif program ini. Kepala SMA IT Dar-El Iman, Ustad Ilham, S.Pd, bersama pembina asrama, Ustazah Santi, menyampaikan dukungannya, dengan menekankan pentingnya menjaga kesehatan santri sebagai aset masa depan bangsa.
‎Pendekatan Komprehensif: Edukasi, Skrining, hingga Pembentukan Kader
‎Program yang dilaksanakan pada Juli 2025 ini mengusung pendekatan holistik melalui empat tahapan utama:
‎Penyuluhan Interaktif
‎Edukasi menyeluruh tentang TBC disampaikan secara interaktif, mulai dari penyebab, cara penularan, hingga upaya pencegahan berbasis lingkungan dan perilaku.
‎Kampanye Anti-Stigma
‎Edukasi juga difokuskan pada penghapusan stigma negatif terhadap penderita TBC, karena stigma menjadi salah satu hambatan utama dalam proses pengobatan dan deteksi dini.
‎Testimoni Penyintas TBC
‎Santri diperkenalkan pada kisah inspiratif penyintas TBC melalui video, guna menumbuhkan empati dan mendorong semangat pencegahan dan penyembuhan.
‎Skrining Deteksi Dini
‎Pemeriksaan awal dilakukan untuk mengidentifikasi gejala TBC, seperti batuk berkepanjangan lebih dari dua minggu, keringat malam berlebih, serta penurunan berat badan drastis.
‎Kader Santri Peduli TBC: Inovasi Berkelanjutan
‎Sebagai langkah jangka panjang, program ini juga membentuk Kader Santri Peduli TBC yang akan menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah dan asrama. Kader ini akan berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi serta mendorong santri lain untuk peduli terhadap deteksi dini TBC.
‎“Pendekatan edukasi sebaya terbukti lebih efektif, karena informasi yang disampaikan oleh sesama santri lebih mudah diterima,” tambah Annisa.
‎Dampak Nyata: Meningkatnya Kesadaran PHBS
‎Program ini mencatatkan dampak positif yang signifikan. Antusiasme tinggi para santri terlihat dalam peningkatan kesadaran akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Lingkungan asrama pun menjadi lebih bersih dan kondusif.
‎“Para santri kini lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Mereka menjadi lebih aktif dalam menjaga kesehatan bersama,” ujar salah satu anggota tim pelaksana.
‎Model Replikasi Menuju Indonesia Bebas TBC
‎Sebagai salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, Indonesia membutuhkan intervensi strategis di berbagai lini. Program Bersih TB menjadi bukti nyata komitmen dan kontribusi masyarakat akademik dalam mendukung pencapaian target nasional dan global dalam eliminasi TBC.
‎Kesuksesan pelaksanaan program di SMA IT Dar-El Iman, yang berlokasi di Jalan Gunung Juaro, Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, diharapkan dapat direplikasi oleh institusi pendidikan lainnya, terutama yang memiliki sistem asrama.
‎Dengan pendekatan multidisiplin, partisipasi aktif santri, dan strategi berkelanjutan, program Bersih TB memberikan kontribusi berarti dalam mewujudkan cita-cita Indonesia bebas TBC 2030.(*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top