Payakumbuh, SUMATERALINE — Pemko Payakumbuh terus memperkuat pelestarian adat dan budaya Minangkabau melalui program “Satu Nagari Satu Event”, yang kali ini digelar di Kanagarian Aua Kuniang dengan tema “Maanta Pamboli”, Minggu (19/10/2025).

Kegiatan tersebut merupakan event kesembilan dari total 10 nagari yang ada di Kota Payakumbuh. Hanya Kanagarian Parambahan yang kini tersisa untuk menutup rangkaian program yang digagas Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga tersebut.

Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman mengatakan, program ini tidak sekadar menghadirkan kegiatan seremonial atau pertunjukan budaya, tetapi diharapkan menjadi wadah untuk menanamkan nilai-nilai luhur adat dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda.

“Kita berharap makna-makna yang terkandung dalam setiap event benar-benar melekat dan tumbuh subur serta mampu diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat,” kata Wawako Elzadaswarman.

Ia menekankan bahwa pelestarian adat mesti berjalan seiring dengan falsafah Minangkabau, “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”, serta berpijak pada nilai-nilai “Alam Takambang Jadi Guru.

Pemko Payakumbuh, lanjutnya, berkomitmen memperkuat lembaga-lembaga adat seperti LKAAM, Kerapatan Adat Nagari (KAN), dan Bundo Kanduang di tingkat kota maupun nagari.

Dukungan ini tidak hanya bersifat moral, tetapi juga diwujudkan melalui bantuan operasional dan pendanaan kegiatan kebudayaan.

“Melalui kolaborasi ini, kita ingin pelestarian adat tidak berhenti di ranah simbolik, tapi menjadi bagian hidup masyarakat sehari-hari,” ucapnya.

Program “Satu Nagari Satu Event” sendiri disebut sebagai bentuk sinergi antara pemerintah daerah, lembaga adat, tokoh masyarakat, serta seluruh warga nagari dalam memperkuat identitas budaya sekaligus mendorong potensi ekonomi berbasis wisata budaya.

Pemerintah berharap para niniak mamak dan Bundo Kanduang terus memberi ruang dan dorongan kepada Rang Mudo dan Puti Bungsu, agar selalu aktif berpartisipasi dalam kegiatan adat.

“Rang Mudo dan Puti Bungsu adalah calon penerus yang akan melanjutkan pelestarian adat dan budaya kita ke depan,” ucapnya.

Ia menambahkan, sinergitas antara niniak mamak, Bundo Kanduang, dan seluruh elemen adat dengan pemerintah daerah perlu terus diperkuat agar kehidupan masyarakat Payakumbuh semakin beradat, berbudaya, dan sejahtera.

Elzadaswarman juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan, mulai dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebagai fasilitator, hingga pengurus LKAAM, KAN, dan Bundo Kanduang di sepuluh nagari.

Tak lupa, penghargaan juga diberikan kepada Rang Mudo dan Puti Bungsu Nagari Aua Kuniang yang dinilai menjadi contoh nyata semangat anak nagari dalam menjaga adat dan budaya lokal.

“Kami ucapkan terima kasih atas kerja keras seluruh panitia dan masyarakat. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi nagari-nagari lain dalam menumbuhkan dan melestarikan warisan budaya kita,” pungkasnya.

Kegiatan itu juga dihadiri Kepala Dinas Parpora Yunida Fatwa, Ketua LKAAM Kota Payakumbuh YB. Dt. Parmato Alam, Camat Payakumbuh Selatan, Lurah se Kenagarian Aua Kuniang, KAN 10 Nagori serta undangan lainnya. (MC)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top