Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dinas Sosial Kota Padang Mantapkan Kesiapsiagaan Bencana, Personel Tagana Ikuti Sosialisasi Intensif


Dokumentasi istimewa 

‎‎Padang  - Dinas Sosial Kota Padang menggelar Sosialisasi Pemantapan Personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kesiapan anggota dalam penanggulangan bencana, acara berlangsung pada Kamis, (20/11/2025) di Aula Dinas Sosial Kota Padang.
‎Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini dibukak oleh Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, didampingi oleh Kabid Linjamsos Riki Januar dan Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional I Sumatra, Nuriadi.
‎Laporan dari Ketua Panitia, Kabid Linjamsos Riki Januar, menjelaskan bahwa kegiatan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, informasi, tugas, dan wawasan anggota Tagana.
‎Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi dan komunikasi dengan lintas sektor instansi terkait penanggulangan bencana di Kota Padang, kata Riki Januar.
Fokus Pemantapan dan Dukungan untuk Personel
‎Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, mengungkapkan harapannya agar sosialisasi ini tidak hanya sebatas pelatihan teknis, tetapi juga menjadi forum diskusi mengenai nasib dan cara kerja personel Tagana.
‎"Total anggota Tagana kita saat ini berjumlah 185 orang, dan 50 di antaranya hadir dalam kegiatan pemantapan ini. Kami berharap hal-hal menyangkut nasib dan kerja Tagana dapat didiskusikan langsung dengan Pak Nuryadi dari BBPPKS Regional I Sumatra," jelas Heriza.
‎Pelaksanaan kegiatan pemantapan akan dibagi menjadi tiga hari sesi indoor dan satu hari praktik outdoor di lapangan, dengan menghadirkan narasumber-narasumber di bidangnya. Materi yang disampaikan mencakup aspek kelembagaan hingga aktivitas penanggulangan bencana.
‎Sinergi Undang-Undang dan Respons Bencana Cepat
‎Heriza Syafani menekankan pentingnya sinergi antara Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sinergi ini bertujuan mewujudkan penanganan bencana yang cepat, tepat, dan akurat.
‎Mengacu pada data nasional, Heriza menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2024 telah terjadi 3.472 kejadian bencana di seluruh Indonesia.
‎"Prinsip 'tepat dan cepat' sangat penting. Tepat sasaran, tepat bantuan, dan tindakan cepat dalam pemulihan. Penanganan bencana, baik alam (seperti banjir dan longsor) maupun non-alam (seperti kebakaran), harus dimulai dari fase pra-bencana, yaitu pembekalan teori dan praktik lapangan bagi personel Tagana," tegasnya.
‎Infrastruktur Dukungan dan Kesiapsiagaan Komunitas
‎Dalam menghadapi bencana, Tagana Padang telah dilengkapi dengan sarana pendukung seperti Dapur Umum, mobil truk, dan dua motor trail. Upaya penanganan pascabencana difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar korban, mulai dari pendirian tenda darurat hingga penyediaan kebutuhan logistik dan pakaian dan obat-obatan yang akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.
‎Dinas Sosial juga terus mengoptimalkan infrastruktur kesiapsiagaan berbasis komunitas, termasuk Gudang Logistik dan Kampung Siaga Bencana (KSB).
‎"Saat ini, kami mencatat ada 11 KSB di Kota Padang dan lima titik Lumbung Sosial, yang salah satunya berlokasi di Bungus dan Kota Tanah. Sesuai persyaratan pemerintah pusat, keberadaan Lumbung Sosial harus disinergikan dengan KSB sebagai pola penanggulangan bencana berbasis komunitas yang terstruktur," tutup Heriza, seraya menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program unggulan Pemko Padang, yaitu Padang Sigap dan Padang Melayani masyarakat yang tertimpa bencana. (SRP)