EKSPOR PERDANA GAMBIR SUMBAR: Mendorong Hilirisasi dan Membuka Gerbang Ekspor Baru Indonesia
Padang - Gambir, komoditas khas Sumatera Barat (Sumbar), siap mencatatkan babak baru dalam sejarah ekspor nasional. Pada Selasa (18/11/2025), Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, secara resmi melepas ekspor perdana 27 ton gambir Sumbar yang dikirim oleh PT Salimbado Jaya Indonesia menuju pasar India, bertempat di halaman Istana Gubernur Sumbar.
Pelepasan ini bukan sekadar seremoni ekspor biasa, melainkan momentum krusial untuk menegaskan komitmen Indonesia, khususnya Sumatera Barat, dalam mengoptimalkan potensi komoditas unggulan melalui Hilirisasi.
Visi Mendag: Mengubah Gambir Menjadi "Ginseng Indonesia" Dalam sambutannya, Mendag Budi Santoso menekankan bahwa inilah saatnya bagi Indonesia untuk melepaskan diri dari ketergantungan ekspor gambir mentah dan pasar tunggal. Fokus pada hilirisasi adalah kunci untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ini secara signifikan.
“Gambir ini memiliki potensi besar jika diolah. Kita ingin ke depan gambir bisa seperti ginseng bagi Indonesia,” tegas Mendag Budi Santoso.
Visi ini menempatkan gambir setara dengan komoditas bernilai tinggi di pasar global, mendorong inovasi produk, dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Sumatera Barat: Jantung Produksi Gambir Dunia
Dukungan terhadap visi ini diperkuat oleh data dari Pemerintah Provinsi Sumbar. Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyampaikan fakta membanggakan bahwa Sumatera Barat adalah sentra utama gambir dunia, dengan tingkat produksi mencapai 25.818 ton pada tahun 2024.
“Alhamdulillah, Sumbar menyuplai sekitar 80 persen kebutuhan dunia,” ujar Gubernur Mahyeldi.
Namun, di tengah dominasi produksi ini, tantangan utama adalah ketergantungan ekspor pada satu negara. Karena itu, Pemprov Sumbar menyambut baik dan berkomitmen penuh untuk memperkuat program hilirisasi. Upaya konkret telah dimulai dengan mendorong pengembangan produk olahan inovatif, seperti sabun dan kopi gambir, yang saat ini mulai dikembangkan oleh industri lokal.
Ekonomi Nasional Tumbuh, UMKM Jadi Pilar Baru
Momentum ekspor gambir ini selaras dengan tren positif perdagangan nasional. Mendag Budi Santoso memaparkan bahwa ekspor Indonesia hingga September telah mencapai $209 miliar AS, tumbuh impresif sebesar 8,14 persen.
Yang lebih menarik, ekspor dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tumbuh signifikan sebesar 48,1 persen. Kemendag terus mengakselerasi peningkatan ini melalui program "UMKM Bisa Ekspor", yang hingga Oktober tahun ini telah memfasilitasi 1.049 UMKM dengan total transaksi mencapai $130 juta AS.
Tantangan dan Inovasi Menuju Pasar Global
Pimpinan PT Salimbado Jaya Indonesia, Sepdi Tito, menjelaskan bahwa tantangan pasar saat ini, seperti persaingan dengan katekin dari kulit mete dan pemurnian domestik, semakin menekan harga gambir mentah. Hal ini menjadikan Inovasi Produk sebagai kebutuhan mendesak.
Kolaborasi antara pemerintah pusat (Kemendag), daerah (Pemprov Sumbar), dan pelaku usaha (seperti PT Salimbado Jaya Indonesia) menjadi kunci untuk mengatasi tantangan tersebut dan memastikan Gambir Sumatera Barat tidak hanya dikenal sebagai bahan mentah, tetapi sebagai produk olahan bernilai tinggi yang siap bersaing di panggung ekspor global.
Masa Depan Gambir: Dari Komoditas Tradisional Menuju Kekuatan Ekspor Inovatif
Melalui hilirisasi dan perluasan pasar, Gambir Sumbar didorong menjadi salah satu kekuatan ekspor baru Indonesia. Dukungan terhadap inovasi produk, penguatan tata niaga, dan pengoptimalan fasilitas ekspor di Pelabuhan Teluk Bayur menjadi langkah strategis untuk mewujudkan visi menjadikan gambir sebagai komoditas yang memberikan nilai tambah maksimal bagi petani dan perekonomian nasional. (SRP)
