Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

‎Padang, Panggung Adu Siasat: Kejurnas Bridge Ke-2 Resmi Berakhir dengan Sukses di Ranah Minang



‎PADANG – Hiruk-pikuk pertempuran intelektual yang menyelimuti Kota Padang akhirnya mereda pada Minggu, 23 November 2025. Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bridge Ke-2, sebuah perhelatan bergengsi yang mempertemukan para maestro "olahraga otak", resmi ditutup. Selama tiga hari penuh, sejak 21 November, Ranah Minang menjadi saksi bisu bagaimana kartu-kartu dimainkan bukan sekadar sebagai permainan, melainkan sebagai manifestasi kecerdasan, strategi, dan ketahanan mental.
‎Tercatat sebanyak 38 tim dari lima provinsi hadir, mengubah arena pertandingan menjadi medan laga yang sunyi namun mematikan. Di balik ketenangan wajah para pemain, tersimpan persaingan sengit dan kalkulasi rumit yang mewarnai jalannya kompetisi hingga detik terakhir.
‎Antusiasme yang Melampaui Ekspektasi
‎Ketua Panitia Pelaksana, BM Satria, dalam laporannya tak dapat menyembunyikan rasa bangga. Ia melukiskan tingginya partisipasi tim lintas provinsi sebagai sinyal kuat bahwa Padang telah bertransformasi menjadi tuan rumah yang diperhitungkan dalam peta olahraga nasional.
‎"Alhamdulillah, seluruh rangkaian pertandingan berjalan dalam harmoni kompetisi yang tertib. Kehadiran 38 tim ini adalah bukti sahih bahwa gairah Bridge di Sumatera sedang menyala-nyala. Kami berharap keramahan Padang meninggalkan jejak kenangan manis bagi seluruh kontingen," ujar Satria.
Lebih dari Sekadar Kartu: Kawah Candradimuka Mental
‎Di sisi lain, Ketua Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) Sumatera Barat, H. Daswanto, memandang ajang ini dari kacamata yang lebih filosofis. Bagi sosok yang juga duduk sebagai Anggota DPRD Sumbar Fraksi PAN ini, Kejurnas adalah kawah candradimuka untuk menempa mental juara.
‎"Bridge bukan sekadar melempar kartu di atas meja hijau. Ini adalah dialektika strategi, kecerdasan, dan ketahanan psikologis," tegas H. Daswanto. Ia menegaskan komitmennya untuk terus memperbanyak frekuensi kompetisi semacam ini melalui dukungan legislatif dan organisasi, demi melahirkan atlet-atlet Sumbar yang siap mengaum di kancah internasional.
‎Dukungan senada mengalir dari Plh. Ketua Umum KONI Sumbar, Edityawarman. Ia menyebut event ini sebagai tolak ukur krusial bagi regenerasi atlet. "Dari sinilah kita berharap muncul tunas-tunas baru yang kelak mengharumkan nama Sumatera Barat, baik di ajang PON maupun panggung dunia," tuturnya.
Epilog: Pesan Disiplin dari Pemerintah Provinsi
‎Puncak perhelatan ditandai dengan seremoni penutupan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi. Mewakili pemerintah provinsi, Arry memberikan apresiasi mendalam atas sportivitas yang terjaga selama kompetisi berlangsung.
‎"Olahraga adalah sarana strategis membangun karakter disiplin. Kepada para juara, pertahankan hegemoni prestasi Anda. Kepada yang belum berhasil, jadikan ini bahan bakar untuk bangkit. Dengan rasa syukur, Kejurnas Bridge Ke-2 ini resmi saya nyatakan ditutup," ucap Arry, menutup tirai kompetisi.
‎Acara pamungkas ini diakhiri dengan senyum kepuasan saat piala dan dana pembinaan diserahkan kepada para pemenang. Foto bersama seluruh kontingen menjadi penanda berakhirnya sebuah kompetisi yang tak hanya mengasah otak, tetapi juga mempererat persaudaraan di tanah Sumatera Barat. (SRP)