Asa Merajut Kembali Akses: TNI AD Pacu Pembangunan Jembatan Bailey di Jalur Vital Sumatera Barat
Padang – Sumatera Barat terhenyak dalam sunyi pascabencana. Kerusakan parah yang merobek sejumlah jembatan penghubung telah memutus urat nadi kehidupan, mengunci mobilitas, mencekik distribusi logistik, dan melumpuhkan denyut ekonomi di berbagai kecamatan dan nagari. Keadaan darurat infrastruktur ini menuntut penanganan yang tangkas, secepat kilat, demi mengembalikan napas normal wilayah yang terlanda duka.
Mandat Tertinggi untuk Membangun Kembali
Menyikapi keterdesakan ini, Presiden Republik Indonesia memberikan mandat langsung kepada Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., untuk memimpin garda terdepan sebagai Dansatgas Pembangunan Jembatan Bailey. Ini adalah panggilan untuk percepatan pemulihan infrastruktur pascabencana, sebuah janji pemulihan yang harus segera ditepati.
Menindaklanjuti instruksi strategis tersebut, Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol (TIB) segera mengerahkan personel terbaiknya. Mereka bukan hanya membangun, tetapi merajut kembali akses yang terkoyak di empat titik krusial yang merupakan jalur utama denyut nadi masyarakat. (10/12/2025)
Pembangunan Jembatan Bailey ini ditempatkan sebagai prioritas utama. Akses transportasi yang terputus telah menciptakan kendala berlapis, dari pergerakan warga yang terhambat hingga sulitnya bantuan dan bahan kebutuhan pokok menjangkau mereka yang membutuhkan. Karena urgensi ini, Satgas Pembangunan Jembatan Bailey Kodam XX/TIB bergerak cepat, seolah berkejaran dengan waktu, demi mempercepat pembangunan di empat lokasi terdampak.
Progres di Garis Depan Pemulihan
Hingga saat ini, upaya di lapangan mulai membuahkan hasil yang signifikan. Di Jembatan Bawah Kubang (21 meter) yang menjadi simpul penting Nagari Salayo dan Nagari Koto Hilalang, Kabupaten Solok, pekerjaan telah mencapai 58 persen. Jembatan ini adalah penghubung antarwilayah yang terdampak kerusakan dengan luka yang cukup dalam.
Sementara itu, Jembatan Sikabau (18 meter) menunjukkan perkembangan tercepat, mencapai progres 63 persen. Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Sikabau dengan Ranah Koto Tinggi, Kabupaten Pasaman Barat, ini digarap dengan intensitas tinggi, menyadari betapa vitalnya akses tersebut bagi masyarakat setempat.
Di lokasi lain, tantangan berbeda dihadapi. Pembangunan Jembatan Supayang (39 meter) yang membuka akses Nagari Paninggahan menuju wilayah Kabupaten Solok kini berada pada angka 25 persen. Sementara itu, Jembatan Padang Mantuang (36 meter), yang menghubungkan Nagari Kuranji Hulu/Luhuang dengan jaringan jalan Padang Pariaman, masih meniti langkah awal pada progres 5 persen.
Komitmen Maksimal di Tengah Badai
Pangdam XX/Tuanku Imam Bonjol Mayjen TNI Arief Gajah Mada, S.E., M.M., menegaskan bahwa seluruh proses pembangunan dilaksanakan secara terukur dan dipercepat. Ini adalah wujud ketaatan pada arahan tertinggi Presiden melalui Kasad sebagai Dansatgas.
“Sebagai pelaksana di lapangan, kami menjalankan instruksi Presiden melalui Kasad sebagai Dansatgas. Empat jembatan ini sangat krusial, ibarat pembuluh darah bagi akses utama masyarakat. Kami terus bekerja maksimal agar akses ini dapat segera difungsikan kembali, mengalirkan kehidupan,” tegas Pangdam dengan penuh keyakinan.
Dengan grafik progres yang terus menanjak, rampungnya pembangunan empat jembatan Bailey ini menjadi harapan besar untuk segera memulihkan konektivitas dan mempercepat normalisasi aktivitas masyarakat di penjuru Sumatera Barat. Upaya ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga langkah strategis untuk menambal luka mobilitas pascabencana.
Kodam XX/TIB bersama seluruh jajaran TNI AD berdiri tegak, berkomitmen untuk selalu menjadi lentera di tengah kegelapan masyarakat. Mereka berjanji memberikan bantuan nyata dan bekerja bahu-membahu dengan pemerintah daerah dalam percepatan penanganan dan pemulihan kondisi pascabencana di Sumatera Barat.(SRP)
