Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BRI Usia 130 Tahun : Satu Bank Untuk Semua



Sumateraline.com _, "Satu Bank untuk Semua": 130 Tahun BRI, Menjaga Nadi Kerakyatan di Era Digital Merayakan Hari Ulang Tahun ke-130 pada 16 Desember 2025, perjalanan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. adalah cerminan utuh sejarah ekonomi bangsa. Dari Purwokerto, ia tumbuh menjadi pilar inklusi keuangan, membuktikan bahwa komitmen pada akar rumput adalah kunci keabadian di tengah transformasi zaman.
Misi Sosial yang Mengawali Sejarah (1895)
‎Kisah BRI berawal dari sebuah idealisme murni. Didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 16 Desember 1895, lembaga yang awalnya bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden ini membawa misi sosial yang revolusioner di zamannya. Tujuannya sederhana, namun vital: membebaskan kaum pribumi dan priyayi dari lilitan praktik rentenir. Fokus sejak hari pertama adalah pada masyarakat kecil, sebuah benang merah yang tak pernah putus yang kini dikenal sebagai komitmen kuat terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meskipun menghadapi dinamika kolonial dan sempat berganti nama (termasuk menjadi Syomin Ginko di era pendudukan Jepang), akar kerakyatan ini tetap kokoh.
Pengukuhan Pilar Kedaulatan Ekonomi (Pasca-1945)
‎Ketika Republik Indonesia meraih kemerdekaannya, peran BRI tak terhindarkan. Pada tahun 1946, BRI secara resmi ditetapkan sebagai Bank Pemerintah pertama Republik Indonesia. Pengakuan ini bukan sekadar formalitas, melainkan validasi atas peran krusial BRI dalam menopang kedaulatan ekonomi bangsa yang baru merdeka. Meskipun sempat mengalami tantangan struktural pada era 1960-an, statusnya sebagai Bank Umum ditegaskan kembali pada tahun 1968, memperkuat mandatnya untuk melayani seluruh lapisan masyarakat.
‎Titik Balik Modern: Transformasi dan IPO
‎Era modern BRI ditandai oleh transformasi fundamental. Pada tahun 1992, BRI berubah status menjadi Perseroan Terbatas (PT), membuka jalan bagi profesionalisme dan ekspansi yang lebih terukur. Puncaknya, pada tahun 2003, BRI mengambil langkah berani dengan bertransformasi menjadi perusahaan publik (Tbk.) melalui Penawaran Saham Perdana (IPO). Langkah ini tidak hanya menandai BRI memasuki pasar modal global, tetapi juga membuktikan bahwa komitmen inklusi keuangan dan profitabilitas dapat berjalan beriringan.
‎BRI Hari Ini: Motor Penggerak Ultra Mikro
‎Setelah 130 tahun, BRI berdiri sebagai bank terbesar dan bank dengan jaringan terluas di Indonesia, menjangkau hingga ke pelosok negeri. Jaringan ini merupakan manifestasi dari konsistensi sejarahnya dalam melayani sektor akar rumput.
‎Di usianya yang ke-130, BRI merayakan hari jadinya dengan tema: "Satu Bank untuk Semua."
‎Tema ini menegaskan janji:
‎Inklusi Digital: Memanfaatkan inovasi digital untuk menjangkau segmen ultra mikro yang sebelumnya unbanked.
‎Ekosistem Terintegrasi: Menghadirkan produk inklusif yang melayani seluruh spektrum, dari unit ultra mikro hingga korporasi besar.
‎Relevansi Abadi: Menjaga misi sosial pendiriannya, sembari bertransformasi menjadi ekosistem keuangan yang kuat di era digital.
‎Melalui perjalanan yang melampaui satu abad, BRI tidak hanya menjadi institusi keuangan tertua, tetapi juga living proof bahwa bank yang berfokus pada kesejahteraan rakyat akan selalu relevan dan menjadi motor penggerak perekonomian nasional. BRI adalah bank rakyat yang telah berevolusi menjadi bank global, namun tak pernah lupa dari mana ia berasal.(SRP)