Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Deru Mesin yang Menjelma Uluran Tangan di Sasak Ranah Pasisie




PASAMAN BARAT – Gema raung mesin motocross di Sirkuit Permanen HIC Padang Tujuh mungkin telah usai, namun jejak rodanya meninggalkan dampak yang jauh lebih bermakna daripada sekadar trofi juara. Pada Kamis (18/12), debu lintasan balap itu bermutasi menjadi paket-paket harapan bagi warga yang kini tengah bergelut dengan sisa-sisa banjir di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie.

Polres Pasaman Barat, di bawah kepemimpinan AKBP Agung Tribawanto, S.Ik, membuktikan bahwa ajang adu kecepatan bukan hanya soal hobi dan nyali, melainkan juga tentang empati. Melalui inisiatif bertajuk aksi kepedulian sesama, hasil dari setiap lembar tiket penonton yang terjual dalam kejuaraan Grasstrack Motocross beberapa waktu lalu, kini dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk bantuan kemanusiaan.

Dari Sirkuit ke Kampung Nelayan

Bantuan mengalir menyasar titik-titik yang masih terluka akibat terjangan air, yakni Kampung Nelayan Jorong Pondok di Nagari Ranah Pasisie dan kawasan Rantau Panjang di Nagari Sasak. Kapolres menegaskan bahwa kegiatan otomotif yang merangkul generasi muda ini sengaja dirancang untuk memiliki "ruh" sosial.

"Melalui ajang penyaluran bakat otomotif ini, kami bersama panitia ingin bergerak lebih jauh. Kami ingin memastikan bahwa kegembiraan di lintasan balap juga dirasakan sebagai bantuan nyata bagi saudara-saudara kita yang tertimpa bencana," ujar AKBP Agung Tribawanto.

Logistik Kehidupan

Bukan sekadar bantuan simbolis, Polres Pasaman Barat menurunkan logistik dalam skala besar untuk menjaga ketahanan pangan warga terdampak:

2 Ton Beras sebagai bahan pokok utama.

200 Karton Mie Instan dan 100 Papan Telur untuk pemenuhan gizi cepat saji.

200 Karton Air Mineral guna menjamin ketersediaan air bersih.

100 Kilogram Minyak Goreng.

Langkah ini menjadi catatan penting dalam tata kelola bakti sosial di wilayah Sumatera Barat; sebuah kolaborasi apik di mana kreativitas pemuda, olahraga ekstrem, dan fungsi pengayoman kepolisian bertemu di satu titik: kemanusiaan. Di tengah genangan air yang mulai surut, bantuan ini hadir sebagai pengingat bahwa warga Sasak Ranah Pasisie tidak dibiarkan berjuang sendirian.(SRP)