Senyum Kecil di Penghujung Desember: Potret Kemanusiaan di Kantor Baznas Padang
Padang - Desember di Kota Padang kali ini tidak hanya membawa rintik hujan dan angin akhir tahun, tetapi juga gelombang harapan bagi ribuan orang tua. Sejak Senin pagi (22/12), selasar Kantor Baznas Kota Padang berubah menjadi panggung keberanian bagi anak-anak lelaki yang bersiap melangkah ke gerbang kedewasaan melalui prosesi khitanan massal.
Antrean Harapan
Bagi Rika Firma Sari, hari itu bukan sekadar jadwal medis biasa. Menatap putra kecilnya yang berusia delapan tahun, ada binar syukur di matanya. "Terima kasih Baznas dan Pemko Padang," tuturnya lirih. Rika adalah satu dari ribuan warga yang merasakan ringannya beban pundak berkat inisiatif khitanan gratis ini.
Ketua Baznas Kota Padang, Yuspardi, mengungkapkan bahwa antusiasme warga meluap melampaui ekspektasi. Sejak pendaftaran dibuka pada 8 Desember lalu, tercatat 1.095 nama telah masuk ke dalam daftar, mendekati target besar 1.400 anak. Angka ini bukan sekadar statistik; ia adalah representasi dari kepercayaan masyarakat terhadap sinergi program sosial di Kota Bingkuang.
Hadirnya Sang Pemimpin
Suasana semakin hangat saat Wali Kota Padang, Fadly Amran, melangkah masuk ke tengah kerumunan. Tidak ada sekat. Ia membungkuk, menyapa anak-anak yang tegang, dan melempar tawa untuk mencairkan suasana. Dua anak yang berani berdialog dengannya bahkan pulang dengan "bonus" tak terduga—amplop berisi uang tunai sebagai bentuk apresiasi atas keberanian mereka.
"Banyak program Baznas yang sejalan dengan Program Unggulan (Progul) Pemko Padang. Sinergi ini adalah napas bagi pelayanan warga kita," ujar Fadly Amran di sela-sela tinjauannya.
Kemudahan dalam Melayani
Di tengah birokrasi yang sering dianggap rumit, Baznas menawarkan kelonggaran yang humanis. Cukup dengan KTP dan Kartu Keluarga, pintu layanan terbuka lebar. Bahkan bagi mereka yang kehilangan dokumen, surat keterangan dari kelurahan sudah cukup menjadi kunci akses.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung hingga Sabtu (27/12) ini menjadi bukti nyata bahwa zakat yang disalurkan masyarakat telah bertransformasi menjadi aksi nyata—mengubah ketakutan anak-anak menjadi keberanian, dan kekhawatiran orang tua menjadi senyuman lega di pengujung tahun.(SRP)


