Pedagang kecil usaha rumahan mengeluh ulah  rentenir atau kelompok koperasi bejalan yg sering disebut dgn bank 46 ( pinjam 4 bayar 6), kadang kala ada yang menjual peralatan rumah tangga seperti  kompor gas, hp, kalau tidak, minjam lagi ke koperasi yang baru untuk pembayar angsuran yang pertama, dan begitu seterusnya. Hal tersebut dikatakan oleh beberapa orang pedagang makanan dan usaha kecil rumahan kepada media ini Sabtu (18/05).

Mendengar adanya program pinjaman tanpa agunan dan tanpa bunga yang diluncurkan pemerintah daerah beberapa bulan yang lalu untuk pedagang kecil, "kami mohon kepada Pemerintah Daerah untuk memberikan bantuan pinjaman tersebut, bagai mana caranya kami akan mengikuti persyaratannya, ( tidak kuat kami di jerat sama rentenir ini lagi pak) ," kata Sugiati sebagai pedagang Tahu.

Ditempat terpisah seorang pengusaha Pot bunga, Murniati, juga mengatakan kapok berurusan dengan koperasi atau rentenir yang selalu bergantian datang ke rumah untuk menagih hutang, sampai-sampai ia menjual perhiasan untuk menutupi pinjaman sama koperasi tersebut.

"Kami dapat kabar dari teman-teman yang lain bahwa ada namanya pinjaman tanpa bunga dan agunan yang diluncurkan oleh bapak Bupati Eka Putra, melalui media ini tolong sampaikan pesan ini, mohon bantu juga kami yang selalu dikejar rentenir setiap hari," kata Murniati.

Salah seorang pedagang kue  Bika bakar Eli Anwar, mengatakan hal yang sama, bahwa ia juga sedang memakai pinjaman koperasi berjalan ini, kami yang ikut kelompok koperasi atau yang berhubungan dengan rentenir banyak sekali.

"Ada yang bikin jualan kue dirumah pagi subuh di antar ke pasar, ada juga yang dititip sama pedagang gerendongan yang berjualan pakai motor ke kompleks-kompleks, ada yang jualan gorengan, jualan Ampera juga, pokoknya kami punya usaha kecil semua, tidak ada yang tidak punya usaha, kalau tidak punya usaha kami tidak akan dapat pinjaman sama rentenir," ucap Eli, pedagang Bika.

Pedagang Kue juga meyampaikan keluhannya, resiko memakai pinjaman rentenir sangat besar  kepada jualan mereka, bagaimana tidak, habis jualan siang bayar  sorenya, minjam lagi untuk jualan esoknya. Semenjak memakai pinjaman rentenir sudah habis semua, tidak ada untungnya berjualan,  malahan hutang semakin hari makin bertambah, tidak kuat lagi berurusan dengan koperasi berjalan ini, "mudah-mudahan kami juga dapat bantuan dari pemerintah daerah bapak Bupati Eka Putra, walaupun melalui pinjaman modal usaha tanpa bunga dan tampa agunan, "kata Nel.(007-n)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top