Padang - Prajurit dan PNS Korem 032/Wbr serta dinas jabatan se Kota Padang melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H , Senin (25/10/2021) bertempat di Masjid Al-Taqwa Korem 032/Wbr Jl. Jenderal Sudirman No. 29 kota Padang.

Perayaan Maulid itu selain dihadiri oleh Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Arief Gajah Mada, S.E.,M.M, Kasrem Kolonel Czi Arif Hartoto, pejabat Korem 032/Wbr dan Kabalak Aju juga menghadirkan penceramah, Ustad H. Zulkarnaini, S.Ag, M.A

Dengan mengusung tema “Melalui Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H/2021 M Kita Tingkatkan Keteladanan Dan Etos Kerja Pers TNI Guna Mendukung Keberhasilan Tugas Pokok TNI Di Tengah Pendemi Covid-19".

Dalam sambutannya Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Arief Gajah Mada, S.E.,M.M  menyampaikan bahwa Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada tanggal 12 Robi’ul awal Tahun Gajah bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.

“Saya berharap kita dapat mengambil hikmah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai wadah untuk melakukan introspeksi diri atau penilaian terhadap segala amal ibadah dan aktifitas sehari-hari, ” ujar Danrem.

Menurutnya, peringatan hari-hari penting keagamaan dilingkungan TNI Angkatan Darat seperti peristiwa peringatan Maulid Nabi Muhammad Solallahu Alaihi Wasallam yang diselenggarakan saat ini, bukanlah sekedar untuk memenuhi tradisi, namun untuk lebih bisa menggali nilai-nilai suci yang terkandung didalamnya.

Setidaknya ada dua hikmah penting yang dapat kita ambil dari peringatan ini. Pertama, kita diingatkan kembali untuk mensyukuri Ke-Maha Besaran Illahi yang telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang menjadi pedoman bagi kita dalam melaksanakan tugas dalam dimensi hablum minallah dan hablum minannas, yaitu hubungan vertikal manusia dengan sang penciptanya dan hubungan horisontal antar sesama manusia, “jelasnya.

Kedua, sambung Danrem, melalui peringatan Maulid ini, kita diingatkan pula untuk mawas diri sejauh mana kita telah mengaktualisasikan ajaran agama yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu Wata’ala melalui Nabi Muhammad Solallahu Alaihi Wasallam.

“Rasulullah dengan kepribadiannya yang sempurna telah memberikan suri tauladan kepada kita untuk memiliki semangat pantang menyerah, dalam upaya menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Upaya menegakkan hal-hal yang baik dan memerangi hal-hal yang buruk, akan selalu kita hadapi dalam dinamika kehidupan kita-kita.Fungkas Danrem.

Dalam kesempatan H. Zulkarnaini, S.Ag, M.A sebagai penceramah menjelaskan 
Sebagai muslim yang baik, sudahkah kita benar-benar mencintai Rasulullah? Seseorang yang belum pernah kita temui secara langsung. Belum pernah kita lihat wajah berserinya. Namun selalu kita harapkan syafaatnya. Lantas bagaimana cara kita cinta kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam? Seorang muslim yang mengaku mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, semestinya dia selalu berusaha untuk mengikuti dan menerapkan perilaku beliau dalam kehidupan sehari-hari. Imam al-Qadhi ‘Iyadh al-Yahshubi pernah berkata:
“Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaanya dan hanya mengaku-aku (tanpa bukti nyata). Maka orang yang benar dalam (pengakuan) mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah jika terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya. Tanda (bukti) cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang utama adalah (dengan) meneladani beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab (etika) yang beliau (contohkan), dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit.”

Oleh karna itu sudah jelas tentang arti mencintai Rasulullah yang sebenarnya mulai dari meneladani akhlak atau budi pekerti, petunjuk, serta berusaha sekuat tenaga menjalankan dan mengamalkan sunah-sunah beliau dengan baik dengan niat mengharap Ridho Allah SWT. Mengamalkan yang baik tentu harus diimbangi dengan menjauhi hal-hal yang dibenci oleh Rasulullah. Diriwayatkan dari Tsa’labah Al Khusyaini, ia berkata, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling aku sukai dan paling dekat denganku di akhirat adalah orang yang baik akhlaknya, sedangkan orang yang aku benci dan paling jauh dari aku adalah orang buruk akhlaknya, banyak bicara, sombong, dan bicara kasar”. Terang Zulkarnaini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top