Limapuluh Kota, SUMATRALINE — Kegembiraan dan kelegaan, memenuhi perasaan warga pada perayaan Lebaran Idul Fitri 1443  H sampai H+4 di Kabupaten Limapuluh Kota.  Gembira akhirnya bisa bersilaturrahmi antar sanak famili yang di kampung halaman dan dirantau. Lega, sementara tak lagi terhalang sekat-sekat dalam interaksi sosial, menyusul pengendalian pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan.

Tak peduli padatnya lalu lintas yang beringsut-ingsut jalannya,  berdesakan di dalam kendaraan atau diterpa cuaca panas.  Kesemua warga di kampung halaman dan rantau, seperti menyepakati satu topik dalam momen Lebaran tanpa pembatasan sosial, tiada lain : Ingin memberi bobot tersendiri Lebaran kali ini, dengan menjalin kembali ikatan badunsanak, raso bakampuang dan membahagiakan keluarga. Tercermin dengan membludaknya sejumlah destinasi wisata di Limapuluh Kota.

Tak terkecuali Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo, dalam momen Idul Fitri, tak henti untuk mengunjungi warga. Didampingi Ketua TP- PK Nevi Safaruddin, Bupati Safaruddin melakukan silaturrahmi Idul Fitri 1443 H  dengan warga da perantau di tiga kecamatan: Gunuang Omeh, Bukik Barisan dan Suliki, berpusat di Aula Kantor Wali Nagari Baruah Gunuang, Rabu (04/05/2022). Silaturrahmi yang berlangsung hangat dan cair tersebut dihadiri oleh para Wali Nagari di ketiga kecamatan.

“Mari kita jadikan Idul Fitri 1443 H untuk memperkuat lagi ukhuwah dan syiar Islam, serta mempercepat implementasi visi dan misi daerah, dengan memperkuat soliditas antara pemerintah, warga di Limapuluh Kota, dan yang berdomisili di rantau,” papar Bupati Safaruddin di kesempatan itu. Berbagai hal disampaikan warga untuk kemajuan ketiga kecamatan dan Limapuluh Kota secara keseluruhan 

Ternyata kegembiraan tak hanya berlangsung di Nagari Baruah Gunuang. Detaknya juga menjalar di Nagari Koto Lamo, Kapur IX. Peristiwa budaya yang menggambarkan kekentalan nilai-nilai budaya Minangkabau digelar oleh anak nagari Koto Lamo. Hal yang mustahil dilaksanakan dua tahun sebelumnya.

Acara yang berpusat di kesatuan adat Nagari Koto Lamo, Kamis (05/05/2022) berlangsung meriah, berwarna dan sarat makna. Dihadiri langsung oleh Bupati Safaruddin dan Ketua TP PKK Nevi Safaruddin serta pemuka adat dan tokoh-tokoh masyarakat Koto Lamo dan Kapur IX, makan basamo dan arak-arakan di tampek batumpu anak kamanakan Koto Lamo menuju Istano Datuk Bandaro/ Surau Tuo Jorong Koto Lamo, itu disaksikan oleh ribuan anak nagari Koto Lamo.

Dalam kesempatan ramah-tamah, diantara prosesi adat, Bupati Safaruddin mengapresiasi anak nagari Koto Lamo, yang kukuh dalam melestarikan adat dan budaya Luak Limopuluah. “Nilai-nilai adat budaya sebagai sumber inspirasi dan tatanan sosial, perlu terus kita lestarikan,” ujar Safaruddin. 

Peristiwa budaya yang berkarakteristik wisata pun tak ketinggalan menyemarakkan Idul Fitri 1443 H di Limapuluh Kota. Adalah pertunjukkan kolosal, anak nagari Gunung Malintang, yakni “Alek Bakajang” sang peraih Peringkat I Anugerah Pesona Indonesia Tahun 2021, Kategori Atraksi Budaya ( Cultural Attraction), yang menjadi titik fokus. Atraksi massal, bercorak budaya sungai dan interaksi sosial dalam bungkus adat Minangkabau, telah vakum selama dua tahun. Vakum sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam pengendalian Pandemi Covid-19. Tak ayal warga Gunung Malintang, tua muda terjun langsung untuk mewujudkan Alek Bakajang, sebagai kegembiraan atas diperbolehkan menggelar tradisi yang sudah mendarah daging tersebut. Dipastikan selama lima hari berturut semenjak diresmikan Bupati Safaruddin, Kamis (05/05/2022), ribuan orang bakal memeriahkan Alek Bakajang, baik warga loka, perantau mau pun wisatawan dari wilayah lain termasuk luar Limapuluh Kota. 

“Kami mengapresiasi warga Gunung Malintang yang telah bergotong royong untuk  menghadirkan kembali Alek Bakajang, yang sarat dengan nilai-nilai adat sekaligus sebagai atraksi wisata unggulan di Limapuluh Kota,” ujar Bupati Safaruddin, ketika membuka pagelaran Alek Bakajang. Bukan hanya Alek Bakajang yang mampu menggerakkan warga dalam dan luar Limapuluh Kota ke satu titik, Lembah Harau, Wisata Kapalo Banda, dan Nagari Saribu Gonjong, pun seolah-olah tak kuasa menampung kunjungan wisawatan. Ini menggambarkan betapa luar biasanya potensi wisata Kabupaten Limapulu Kota.

Ya, Idul Fitri 1443 H, ternyata selain mengisi batin kembali melalui silaturrahmi, menghamparkan harapan dengan bertemu pemimpin, membawa keluarga ke lokasi-lokasi wisata, juga seakan-akan menjadikan Limapuluh Kota terlahir kembali dengan potensi warga dan perantaunya, setelah menurunnya penyebaran Covid-19. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top