Padang-Kegiatan rukyatul hilal  menjadi bukti bahwa negara hadir di tengah-kehidupan umat beragama. Walaupun Indonesia bukan negara yang berlandaskan agama tertentu.

Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Wilayah(Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) H. Helmi didampingi Kabid Urais Edison, saat mengikuti Rukyatul Hilal, Rabu (29/6) di Gedung Kebudayaan Sumbar.

Turut hadir Gubernur diwakili Kabag Kesra Elsandra, Kepala BMKG Padang Panjang,  Suaidi, Kepala Pengadilan Agama, Ketua BHR Sumbar Asasriwarni, Pimpinan Ormas Islam, Kakan Kemenag Kota Padang, H. Edy Oktafiandi beserta jajarannya.

"Indonesia memang bukan negara teokrasi yang berlandaskan agama, namun kota juga bukan negara sekuler. Negara hadir di tengah umat, salahsatu contohnya dalam kegiatan rukyatul hilal ini," ungkap Kakanwil.

Namun imbuh Kakanwil dalam penentuan 1 Ramadan, 1 syawal dan 1 zulhijjah ini ada berbagai pendapat. Ada yang menggunakan hisab, ada yang menggunakan rukyat dan ada juga yang menggabungkan keduanya.

"Menyikapi adanya perbedaan inilah negara hadir menjembatani semuanya. Kita berharap apa yang kita lakukan ini bermanfaat bagi umat, terutama umat beragama khususnya umat Islam," tutur Helmi.

"Hasil rukyatul hilal ini kita kirimkan ke Kemenag RI sebagai bahan sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama. Walapun di Kota Padang hilal tidak terlihat, mudah mudah di Provinsi lain ada hilal yang terlihat. Karena adanya matlak atau perbedaan waktu," ulas Kakanwil.

Tak lupa Kakanwil mengimbau masyarakat Sumatera Barat untuk mematuhi keputusan sidang isbat yang telah ditetapkan pemerintah bersama Ormas Islam.

Sementara itu Kepala Bidang Urusan Agama Islam, Edison menyampaikan bahwa kegiatan rukyat hilal ini agenda rutin Kanwil Kemenag Sumbar bersama BHR, dan Ormas Islam.

Namun sejak diteken kesepakatan kerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Rukyatul Hilal ini diperkuat oleh tim BMKG.

"Dalam kesepakatan itu, kita bukan saja melakukan rukyatul hilal untuk penentuan awal ramadan, sawal dan zulhijjah, tetapi setiap awal bulan qomariah," jelas Edison.

Ahli Hisab Rukyat Kanwil Kemenag Sumbar mengatakan hilal tidak terlihat karena hujan badai dan awan yang tebal.

"Kita memantau matahari terbenam pada pukul 18:24:27 wib, ketinggian hilal di Padang 2 derjat  48 menit, posisi hilal 3 derjat dengan tinggi elongasi 4.9 derjat," ungkapnya.

Kegiatan Rukyatul Hilal ini diselenggarakan Tim BHR Sumbar yang dipimpin ahli hisab Kanwil Kemenag Sumbar, Ihsanul Fikri, Fadhli Pohan dan Budi Riva bersama JFTndam JFU Bidang Urais. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top