Payakumbuh, SUMATRALINE --- Pemerintah Kota Payakumbuh menggalakan gerakan tanam cabe dan tanam tanaman pangan cepat panen di kelompok masyarakat dalam rangka pengendalian inflasi di KWT Karya Bunda di Lingkungan Taruko, Kelurahan Ikua Koto Dibalai, Kecamatan Payakumbuh Utara, Jumat (16/9).
 
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Rida Ananda, Asisten II Elzadaswarman, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Edvidel Arda, Anggota DPRD Mustafa, Camat Joni Parlin, Kabag Perekonomian Arif Siswandi, lurah, dan tamu undangan.

Ketua KWT Karya Bunda Yasmita dalam sambutannya mengatakan KWT Ini berdiri tahun 2018 dengan jumlah anggotanya 30 orang aktif. Baru baru ini mereka mendapat bantuan Rp.55 juta yang dipergunakan untuk membenahi rumah bibit KWT.

"Juga ada bantuan untuk tahap pengembangan sebesar Rp.15 juta yang dalam perjalanannya dipergunakan membuat rumah bibit, kelengkapan demplot, pekarangan anggota, dan pasca panen. Hasil panen bisa dikonsumsi anggota, hasil demplot dijual, bahkan menantu saya membawanya dijual ke Batam," ujarnya.

Dari sisi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Edvidel Arda menyampaikan kegiatan hari ini merupakan tindak lanjut strategi pengendalian inflasi, dengan melaunching penanaman cabe dan tanaman pangan cepat panen ini di tingkat KWT dan Dasawisma, bahkan kegiatan ini sudah lama dilakukan sebagai tupoksi Dinas Ketapang.

"Kita memberikan bantuan bibit dan pupuk, termasuk sarana pangan lainnya bagi 5 dasawisma yang direkomendasikan oleh TP-PKK Kota Payakumbuh, yang terbaik pada 2021," kata Edvidel.

Edvidel menambahkan, bantuan bagi KWT sudah diberikan kepada 11 KWT, terdiri dari 7 KWT pengembangan dan 4 KWT penumbuhan dengan anggotanya masing-masing 30 orang. Mereka wajib membuat rumah bibit di kelurahan masing-masing dan memproduksi sebanyak 10.000 bibit yang akan didistribusikan kepada 30 anggota dan tetangga di lingkungannya.

"Setiap anggota wajib menanam di 75 polibag. Ada bibit cabe, seledri, selada, tomat, bawang, dan bawang prei. Manfaatnya sangat dirasakan KWT, menjaga ketersedian pangan di masing-masing keluarga, serta mempermudah akses pangan. Kalau ditanam sayuran, maka aman pangannya karena yang dipakai untuk pupuk adalah kompos, tanpa adanya pestisida," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Rida Ananda dalam arahannya mengatakan inflasi akibat kenaikan harga BBM cukup tinggi sekitar 7 persen, saat ini pemerintah bergerak bersama masyarakat mulai dari ASN di dinas, camat, hingga sekolah bagaimana tenaman pangan cepat panen ditanam di pekarangan rumah-rumah.

"Di sisi lain, peran KWT kan biasanya untuk kelompok saja. Diharapkan KWT berperan bantu masyarakat di sekitarnya punya tanaman sendiri, industri sendiri, tidak meminta keluar," katanya 

Sekda juga menyampaikan atas nama Pemko Payakumbuh mengapresiasi KWT yang ikut membantu pelaksanaan program pemerintah. Pihaknya TPAD bersama banggar di DPRD akan membahas untuk jalan mengendalikan inflasi, menyiapkan rencana kerja di anggaran perubahan.

"Yang jelas dengan kegiatan hari ini, solusi untuk kenaiakan harga BBM adalah bagaimana kita tak perlu mencari keluar tanaman untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mari bekerja membangun pertanian di Kota Payakumbuh, meski kita berada di wilayah kota, tapi lahan masih banyak dan bisa dimanfaatkan," pungkasnya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top