Dari Ranah Minang ke Panggung Nasional: Kisah Gemilang Akbar Arif, Embrio Seni dari Sungai Limau
"Dokumentasi istimewa"
Parik Malintang – Di tengah hiruk pikuk upaya memajukan pendidikan daerah, Kabupaten Padang Pariaman kembali menyalakan obor kebanggaan. Dari sudut terpencil Kecamatan Sungai Limau, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 24 mengukir kisah inspiratif, membuktikan bahwa potensi emas tak mengenal batas geografis.
Tahun ini, nama Akbar Arif, seorang siswa berbakat dari SDN 24 Sungai Limau, menggema hingga ke panggung nasional. Mewakili Provinsi Sumatera Barat, Akbar berhasil menembus jajaran elit 10 besar dalam kategori Menyanyi Solo pada ajang bergengsi Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SD. Kompetisi yang berlangsung pada 3 hingga 8 November 2025 di Novotel Mangga Dua Square, Jakarta, menjadi saksi bisu dedikasi dan gemuruh suara anak desa yang kini mengharumkan nama Ranah Minang.
Pencapaian luar biasa ini, yang tak ubahnya sebentuk oase di tengah padang perjuangan pendidikan, adalah buah dari sinergi tak terpisahkan. Dukungan penuh dari pucuk pimpinan daerah, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis dan Wakil Bupati Rahmat Hidayat, menjadi fondasi kuat. Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah daerah terhadap pembangunan generasi berprestasi.
Namun, di garda terdepan perjuangan ini berdiri sosok Kepala Sekolah SDN 24 Sungai Limau, Aswendi Runardo, S.Pd. Dengan semangat yang tak pernah padam, Aswendi dikenal aktif mengembangkan minat dan bakat, menjadikan sekolah bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga kawah candradimuka bagi mimpi-mimpi siswanya.
"Kami diselimuti rasa bangga dan syukur yang tak terhingga," ujar Aswendi Runardo dengan mata berbinar. "Prestasi Akbar Arif bukan sekadar membawa harum nama pribadi dan keluarga, melainkan juga menabur kebanggaan bagi segenap keluarga besar SDN 24 Sungai Limau dan Kabupaten Padang Pariaman."
Ia menambahkan, torehan emas ini adalah representasi nyata dari kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah yang ditunjukkan Akbar, ditambah dengan peran krusial orang tua yang menjadi jangkar dukungan.
Kisah Akbar Arif adalah epilog manis yang mendobrak stigma. Ia menjadi lentera penerang bagi siswa-siswi lain, sebuah bukti nyata bahwa potensi generasi muda dari sekolah di desa terpencil sangat besar dan patut diperhitungkan, baik di tingkat provinsi maupun di gelanggang nasional.
Dengan semangat belajar yang membara dan dukungan berkelanjutan dari para pendidik yang setia, Kecamatan Sungai Limau kini menatap masa depan dengan optimisme. Mereka yakin, bibit-bibit unggul di bidang seni, olahraga, dan akademik akan terus bermekaran, mempersembahkan kontribusi terbaik bagi bangsa.(SRP/shy)
