Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memungut Serpihan Luka, Menenun Kembali Wajah Kota: Apresiasi untuk Pasukan Oranye Padang


(Dokumentasi Lapangan)
Pasca terjangan banjir dan longsor yang melanda, Kota Padang sempat terlihat seperti kanvas yang terkoyak. Ruang-ruang publik yang biasanya menjadi denyut nadi kehidupan, seketika disesaki "tamu tak diundang": tumpukan sampah plastik, lumpur pekat, hingga gelondongan kayu besar yang terhempas dari hulu ke bibir pantai. Di tengah sisa-sisa nestapa itu, muncul sebuah dedikasi yang tak kunjung surut.
Dedikasi Tanpa Jeda di Garis Depan

‎Sejak fajar menyapa hingga senja meredup, pemandangan di sepanjang pesisir Pantai Padang didominasi oleh derap langkah Pasukan Oranye dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang. Mereka bukan sekadar bekerja; mereka sedang berjibaku memulihkan martabat kota. Di bawah terik matahari yang menyengat maupun sisa gerimis yang lembap, para petugas ini terus berjibaku mengevakuasi material kayu yang menumpuk, seolah sedang menyisir rambut kota yang kusut oleh badai.
‎Secara profesional, respons cepat DLH ini menunjukkan sebuah sistem manajemen krisis yang berjalan efektif. Bukan perkara mudah mengoordinasikan pembersihan skala besar di tengah kondisi infrastruktur yang mungkin terdampak. Namun, komitmen mereka membuktikan bahwa pemulihan lingkungan adalah prioritas utama untuk mengembalikan roda ekonomi dan pariwisata Padang.
Sastra dalam Kerja Keras

‎Jika kita melihat lebih dekat, ada narasi puitis sekaligus getir di balik peluh mereka. Setiap ayunan sekop dan angkatan kayu adalah bentuk cinta yang nyata terhadap tanah kelahiran. Kesungguhan ini melampaui batas jam kerja formal.
‎Bahkan, tak hayal kita melihat pemandangan yang menggetarkan hati: para pejuang kebersihan ini melepas lelah sejenak dengan menyantap sebungkus nasi di lokasi kerja. Tanpa meja, tanpa alas yang layak, mereka duduk bersahaja di atas gelondongan kayu besar yang hanyut terbawa banjir—kayu yang beberapa saat lalu mereka evakuasi dengan tenaga yang terkuras.



‎Di atas sisa-sisa amukan alam itulah, mereka berbagi tawa kecil dan mengisi tenaga, sebelum kembali memungut luka kota. Pasukan Oranye adalah pelukis yang sedang menghapus noda hitam di atas kanvas biru kita, memastikan bahwa ombak yang menyapu pasir tak lagi membawa pulang limbah, melainkan ketenangan.
Simfoni Apresiasi dari Masyarakat

‎Wajar kiranya jika gelombang apresiasi mengalir deras dari berbagai lapisan masyarakat. Warga melihat sendiri bagaimana dedikasi ini melampaui sekadar tuntutan tugas. Ini adalah kerja kemanusiaan. Ucapan terima kasih yang bertebaran di media sosial maupun secara langsung adalah bukti nyata bahwa masyarakat mengakui bahwa di balik bersihnya sebuah kota, ada punggung-punggung lelah yang tak mengeluh demi kenyamanan orang banyak.
‎Kita semua berharap, semangat yang ditunjukkan oleh DLH Kota Padang ini menjadi pemantik bagi kita semua untuk lebih menjaga harmoni dengan alam. Pasukan Oranye telah mengembalikan wajah kota; kini tugas kita adalah menjaga agar senyum Kota Padang tak lagi ternoda oleh sampah.
‎Terima kasih, Pasukan Oranye. Kota ini kembali bernapas karenamu.
‎Penulis : Sukra Rahmat Putra S. Sos