Padang — Pada Sabtu (13/9/2025) siang, suasana hangat sekaligus haru menyelimuti kediaman wartawan senior Micke Putra ketika rombongan Ikatan Kekeluargaan Wartawan Republik Indonesia (IKW RI) datang menjenguk. Kehadiran Ketua IKW RI, Davit Effendi, Sekretaris Marzuki Rahman Htb, bersama sejumlah pengurus dan anggota, bukan sekadar kunjungan formal melainkan sebuah pernyataan nyata bahwa di balik profesionalisme, wartawan juga sebuah keluarga.
Kunjungan singkat itu berlangsung dalam tempo penuh empati: sapaan hangat, pelukan sesama rekan, sampai doa bersama yang menutup pertemuan. Meski kondisi Micke masih lemah, raut wajahnya ketika menyambut sahabat-sahabat seprofesi memperlihatkan betapa besar arti perhatian itu bagi semangat pemulihannya.
“Kami datang bukan hanya untuk menjenguk, tapi juga untuk memberikan semangat, dukungan moral, dan doa agar saudara kita Micke Putra segera pulih. Wartawan itu ibarat satu tubuh, ketika satu bagian sakit, kita semua ikut merasakan,” kata Davit Effendi, Ketua IKW RI.
Di balik kunjungan: lebih dari sekadar etikete
Kunjungan itu tampak sederhana: beberapa orang berdiskusi di ruang tetangga, berbagi tawa kecil kenangan lama, menahan haru ketika menyampaikan pesan-pesan semangat. Namun di balik kesederhanaan itulah tersimpan makna besar. Bagi banyak wartawan, pekerjaan adalah panggilan yang menuntut dedikasi tinggi — jam kerja panjang, tekanan berita, dan kadang mengorbankan kesehatan demi tugas. Dalam situasi seperti itulah jaringan solidaritas profesional menjadi penopang penting.
Davit menegaskan bahwa rasa kebersamaan dan saling merangkul menjadi energi untuk bisa terus bertahan menjalankan profesi yang kerap penuh tantangan. “Kebersamaan seperti ini adalah energi yang akan membuat kita semakin kuat. Wartawan harus saling menjaga, karena di balik profesi yang keras, kita tetap manusia biasa yang membutuhkan dukungan dan kasih sayang,” tambahnya.
Reaksi Micke dan keluarganya: ucapan terima kasih yang tulus
Micke, meski masih tampak lemah, menyambut kedatangan rekan-rekannya dengan senyum yang tulus. Suaranya yang bergetar saat menyampaikan rasa terima kasih menembus hening, memperlihatkan betapa bantuan moral semacam ini memberi arti lebih besar daripada sekadar kunjungan singkat.
“Saya sangat berterima kasih kepada Ketua IKW, para pengurus, dan seluruh kawan-kawan wartawan yang sudah meluangkan waktu datang ke rumah saya. Kehadiran kalian adalah kekuatan tersendiri. Doa dan perhatian ini sangat berarti bagi saya dan keluarga, semoga Allah membalas semua kebaikan ini,” ujar Micke.
Keluarga yang menemani juga tampak terhibur; hadirin berbagi doa bersama yang ditutup oleh salah seorang anggota IKW. Momen itu menjadi pengingat bahwa perhatian kolegial tidak hanya menguatkan sang wartawan, tetapi juga meringankan beban keluarga yang merawatnya.
Mengapa solidaritas penting bagi komunitas pers
Kasus seperti yang dialami Micke bukan hanya soal satu orang; ia membuka percakapan lebih luas tentang pentingnya jejaring sosial di kalangan jurnalis. Sistem jaminan sosial bagi pekerja media di Indonesia seringkali belum memadai terutama untuk wartawan lepas atau mereka yang sudah memasuki usia lanjut. Dalam konteks itu, organisasi profesi seperti IKW RI berperan ganda: sebagai wadah profesional sekaligus sebagai ruang kekeluargaan yang menampung dan merawat anggotanya.
Kunjungan ini juga menegaskan nilai-nilai profesi yang ideal: saling menjaga martabat, menjaga kesejahteraan sesama, dan memastikan bahwa di tengah gempuran tugas, manusia di balik berita tidak terabaikan.
Catatan akhir: harapan dan pesan bersama
Kunjungan IKW RI ke rumah Micke Putra berakhir dengan doa dan pesan optimis. Meski cobaan kesehatan menghadang, dukungan moral dari kolega-kolega seprofesi memberi suntikan energi baru. Bagi banyak pihak, peristiwa sederhana ini adalah pengingat kuat bahwa kekuatan jurnalisme tidak hanya diukur dari headline, tetapi juga dari cara komunitasnya saling menjaga ketika salah satu anggota tertatih.
Di akhir kunjungan, aura kehangatan dan harapan tampak memenuhi ruang sebuah pertanda bahwa solidaritas sejati masih bernafas dalam dunia pers. Semoga dukungan yang mengalir menjadi bagian dari proses pemulihan Micke, dan menjadi inspirasi bagi komunitas wartawan lain untuk terus menjaga nilai-nilai kekeluargaan di tengah kerasnya profesi ini.(*)
0 komentar:
Posting Komentar