Oleh Wira Silvianti, S.Pd.I
Guru Matematika SMPN 31 Solok Selatan

Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan. Berbagai upaya perbaikan sistem pengajaran matematika dengan pendekatan atau dengan metode pembelajaran banyak dilakukan oleh tenaga pendidik.

Perbaikan tersebut bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan efektif sehingga dapat mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan yang ada. Matematika salah satu pelajaran yang berguna untuk memaksimalkan kemampuan menghitung, mengukur, juga menerapkan rumus matematika. 

Matematika adalah ilmu yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam upaya memahami ilmu pengetahuan lainnya. Hal ini menunjukkan pendidikan di Indonesia masih banyak yang perlu dibenahi terkait dengan kemampuan masalah matematis.

Faktor yang menjadi penyebab rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam PISA adalah lemahnya kemampuan pemecahan masalah high level atau level tinggi. Soal yang diujikan dalam PISA terdiri atas 6 level (level 1 terendah sampai level 6 tertinggi), sedangkan untuk siswa Indonesia hanya terbiasa dengan soal-soal rutin pada level 1 dan 2.

Kemampuan pemecahan masalah diperlukan untuk melatih siswa agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupannya yang semakin kompleks, bukan hanya pada masalah matematika itu sendiri tetapi juga masalah-masalah dalam bidang studi lain dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, kemampuan seseorang untuk memecahkann masalah perlu terus dilatih sehingga mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapinya.

Selain kemampuan kognitif seperti kemampuan pemecahan masalah matematis, siswa juga perlu memiliki kemampuan afektif yang baik, salah satunya adalah kepercayaan diri (Self Confidence). 

Rasa percaya diri siswa berkaitan juga dengan kemampuan terhadap pemecahan masalah matematis siswa tersebut, karena untuk menyelesaikan masalah matematis salah satunya diperlukan rasa percaya diri. 

Siswa yang pecaya terhadap kemampuannya akan lebih mudah untuk menyusun strategi dalam menyelesaikan masalah matematis, sedangkan siswa yang kurang percaya diri akan merasa dirinya tidak mampu dalam menyelesaikan masalah matematis secara baik.

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada dunia pendidikan. Pandemi Covid-19 juga telah mengajarkan kita untuk beradaptasi dalam melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan suatu model yang baru di dalam proses pembelajaran di masa pandemi. 

Menyadari pentingnya matematika dalam memecahkan masalah sehari-hari sehingga siswa berani mengungkapkan ide-ide yang dimilikinya untuk mendapatkan kemungkinan penyelesaian, maka diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat ditetapkan untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan Self-confidence antara lain adalah model pembelajaran flipped classroom dalam jaringan. Maka untuk mengatasi dan memperbaiki masalah yang muncul dilapangan, diperlukan media yang tepat dan efektif dengan model pembelajaran flipped classroom. 

Model pembelajaran flipped classroom merupakan model pembelajaran yang terbalik dari model pembelajaran konvensional, dimana guru lebih dahulu memberikan materi pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa di rumah dan kegiatan di kelas berupa diskusi dan tugas. 

Model pembelajaran flipped classroom adalah model pembelajaran yang membalik kegiatan antara kegiatan di kelas dengan kegiatan di rumah, sehingga memaksimalkan waktu untuk berinteraksi satu sama lain dalam membahas permasalahan di kelas Online.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top