Oleh: Novri Investigasi 


Hitungan Bulan Pekerjaan Jalan Sudah Rusak dan Hancur. Penyebabnya, Beban Kendaraan atau Kualitas Pekerjaan? 

Tahun anggaran 2023, baru saja berakhir. Pekerjaan proyek, baik APBD maupun APBN sudah di lakukan PHO (Provisional Hand Over) atau penerimaan pekerjaan sementara. Dan, sekarang memasuki tahap masa  pemeliharaan, sebelum dilakukan FHO (Final Over Hand) serah terima akhir pekerjaan. Memang ada juga pekerjaan terlambat dan dilakukan tambahan waktu serta denda permil, tapi tak begitu banyak.

Persoalan yang terjadi sekarang ini, jalan yang baru saja siap dikerjakan, hitungan bulan sudah rusak dan hancur. Bahkan, menjadi sorotan warga dan pengendara. Malah, jadi perbincangan netizen di media sosial. Tentu timbul pertanyaan, kok bisa jalan yang baru dikerjakan itu, sudah rusak dan hancur. Walau sebagian ada beranggapan, karena dilewati kendaraan melebihi tonase. Apakah, ini semuanya benar, tanpa memperhitungkan mutu material dan kualitas pekerjaan?

Yuk, kita kupas penyebabnya.  Sebenarnya,
Jalan rusak hancur, meski baru beberapa bulan dikerjakan,  bukan truk bermuatan melebih tonase menjadi penyebab utama. Ada masa rusaknya jalan, jika dilindas truk bermuatan berat. Namun, harus memperhatikan dulu proses pekerjaan sampai masa serah terima akhir. Apalagi, setelah selesai pekerjaan dan di PHO ada masa pemeliharaan. Tenggang waktu itu yang membuktikan mutu dan kualitas pekerjaan. 

Memang masyarakat, kurang memahami, jalan berlubang, disebabkan beban yang berlebihan. Padahal, ini tak semuanya benar dan bisa jadi karena kualitas pekerjaan dan material digunakan. Boleh dikatakan, juga disebabkan kualitas yang buruk. Misalnya, penggunaan spesifikasi batu pecah dalam pembangunan jalan. Seharusnya menggunalan kelas A, karena banyak kendaraan berat melalui, malah dipakai batu pecah kelas B

Termasuk juga kurangnya pengawasan atau permainan kontraktor di lapangan yang mengelabui pengawas. Makanya, material yang digunakan luput dari pengawasan. Begitu juga saat dilakukan pengaspalan, suhu kurang diawasi. Apalagi, saat hujan dan lokasi Aspal Mixing Plant (AMP) jauh dari lokasi pekerjaan. Aspal bekerja efektif kalau dihamparkan pada suhu diatas 100 derajat celcius.

Ini sering diabaikan rekanan, saat suhu turun dipaksakan pemaparan, karena takut mengalami kerugian. Parahnya lagi, aspal di oles oli bekas oleh rekan, sehingga pengerasan aspal jadi buruk. Padahal, aspal itu fungsinya sebagai perekat batuan dan pengisi rongga untuk menjadikan jalan stabil. Intinya, kerusakan jalan itu, disebabkan kualitas pekerjaan dan kualitas material yang jelek, bukan karena beban kendaraan. Jika disebabkan beban kendaraan berat, kerusakan tak segera terjadi.

Satu hal yang harus diketahui, jika jalan yang baru diperbaiki, dalam rentang waktu 2 - 3 bulan sudah rusak, dipastikan bukan karena beban kendaraan. Itu disebabkan karena kualitas pekerjaan atau juga penggunaan material yang buruk. Sudahlah material buruk, kualitas pekerjaan pun jelek. Alasan selama ini, jalan rusak karena beban, itu tak benar sama sekali.

 Jika jalan dikerjakan dengan baik, pengaruh beban baru terasa setahun kemudian dan tidak langsung rusak. Lagipula, rusak jalan disebabkan pekerjaan yang buruk atau rusak karena beban, jenis kerusakannya berbeda. Memang ada faktor lain, menyebabkan kerusakan jalan, seperti bencana alam, kondisi konstruksi tanah tak stabil dan tidak dilakukan perawatan jalan secara berkala. Namun, jika pekerjaan dilakukan dengan baik, material digunakan sesuai, tetap akan bisa bertahan lama

Oleh : Novri Investigasi

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top